BLANTERWISDOM101

Kamera dan Cerita di Baliknya

Senin, 06 Desember 2021

 "Aku gak mau nge-vlog pakai kamera, Yah, pakai HP aja cukup",

Itu adalah jawabanku saat pak suami menawarkan untuk membeli kamera. Masih sama seperti tawaran pertama kalinya, namun kali ini jawabanku lebih lembut, karena ternyata aku pernah menjawab tawaran suamiku dengan jawaban tegas "GAAK!"

Siapa sangka berkali-kali menolak sekarang akhirnya beli juga. Sebuah benda yang gak pernah sama sekali aku idam-idamkan.

HP aja cukup, koq!

Ketika memutuskan untuk mencoba membuat vlog yang pertama, suami sudah komentar bahwa hasil videoku kurang tajam, kurang HD. Ya, kan memang pakai HP begitu, kataku. Apalagi HP yang cuma tinggi ukuran megapixel secara de jure doank, de facto nya kentang banget. Tapi, aku tetap gak mau beli kamera. 

Setelah di"ratjoen" teman, aku mengajukan untuk membeli 1 lagi HP hasil rekomendasi yang bagus untuk ngevlog: Samsung atau iPhone.

Aku pun mulai berburu harga di marketplace. Setelah melihat-lihat ternyata belum ada yang sampai naksir banget. Tiba-tiba kepikiran mau memperbaiki HP Realme yang rusak LCD nya. Seingatku HP nya masih OK layar belakangnya, kulit berasa tambah cerah kalo di foto meski dengan kamera belakang dan tanpa edit. Lalu, aku ajukan untuk perbaikan HP Realme untuk HP khusus ngevlog.

Tau gak dia jawab apa?

"Terserah"

Hmm apenih apenih....jawabannya udah gak enak nih, hahahah. Bener donk, habis itu dia lanjutin chat-nya....

"Aku tu gak suka kalo ngerjain apa-apa nanggung. Kalo mau hasil optimal ya pakai yang bagus sekalian".

Hmmm...

Gak aku balas chat-nya karena kalo aku balas bisa panjang, sedangkan dia lagi kerja posisinya.

Yaa.... aku tetap pengen ngevlog pakai HP aja, tapi jangan yang kentang, karena vlogger lain aku lihat pakai HP hasilnya jernih banget ada koq. Lagian kamera itu bukannya ribet perawatannya? Ribet settingnya? 

Lagian........aku kan gak tau bisa konsisten apa gak ngevlog-nya? Jangan-jangan nanti udah punya kamera malah menguap semangatnya, wkwkwk

Jodohnya dengan Kakak Tingkat

Akhirnya, sore pulang kerja aku menyempatkan bahas soal itu lagi. Dan kali ini, yo wes lah ngalah. 

"Memang Ayah mau kamera apa? Sony aja yuk, kek gini (sambil nunjuk screenshoot selebgram yang siang itu sharing kamera kesayangannya)"

"Canon aja"

C-c-canon?! Bukannya Canon mahal??

"Coba buka YouTube, ada battle review Sony dan Canon"

Ternyata dia udah lama ngecengin Canon, udah nonton review nya juga, udah timbang sana-sini. Dan aku masih belum antusias untuk mengiyakan.

"Duh, mahal, 8,6 juta ternyata harganya, Yah".

Harga memang salah satu faktor yang bikin aku gak berminat punya kamera. Dan aku agak parno kalo rusak, karena disimpan aja juga kamera bisa rusak karena jamur dan maintanance-nya bisa ratusan ribu kalo sudah begitu. Ya, kan emak-emak mana mau boncos begini, ya gak? Hahahaha....

Tapi, tiba-tiba aku ingat postingan kakak tingkatku yang nge-proloved kameranya. Bergegas aku menuju akun FB nya dan menemukan sepekan lalu link shopee untuk kameranya.

"Yah, ini kakak tingkat kuliah jual Canon M50 di shoppee. Orang sini juga tapi gak tahu rumahnya jauh apa gak"

Kusodorkan harga kamera itu ke suami. Angka 6,9 juta terpampang di sana. Ya, kamera second yang akan kami beli. Untungnya aku pernah ber-massenger dengan beliau karena sangat senang akhirnya ada kakak tingkat yang sekota. Di sana beliau pernah mengirim no HP, tanpa basa-basi aku langsung meluncur ke WA.

Sweet Serendipity

Akhirnya malam itu juga kami melakukan transaksi. Secepat itu?

Ya, bahkan aku juga gak nyangka. Terlepas aku yang awalnya keberatan punya kamera, tapi aku senang ujungnya ternyata big deal-nya yang sama-sama menguntungkan di kedua pihak.

1. Kami dapat kamera second dengan pemakaian 1 tahun 6 bulan dengan harga 6,9 juta. Kamera ini masih sangat bagus fungsinya, tidak ada cacat, kayaknya sih gak ada beda dengan beli baru. Kami bisa hemat nyaris 2 jutaan

2. Yang punya adalah anggap saja teman, jadi saya gak sungkan tanya-tanya jika kebingungan. Beda halnya jika saya membeli pada orang asing

3. Saya gak perlu mengkhawatirkan kameranya rusak di perjalanan jauh

Dan di pihak penjual juga untung karena

1. Menjual langsung tanpa perantara Shoppe, tidak perlu ribet packing dan memikirkan potongan admin Shopee

2. Akhirnya kameranya terjual setelah sorenya gagal deal dengan calon pembeli

 

Nah lo... bukankah ini kebetulan yang manis? Hehehehe

 

Share This :

0 komentar