BLANTERWISDOM101

Eksis Sebagai Kreator Konten dengan Si Mungil Anti Ghosting Zenfone 9

Sabtu, 17 Desember 2022

 Beberapa tahun lalu ketika mengikutin konten Li Ziqi, youtuber dari Sichuan, Tiongkok, yang lekat dengan kehidupan tradisional di pedesaan, saya tidak terpikir untuk membuat konten. Alih-alih ingin meniru, yang ada saat itu saya hanya ingin hanyut menikmati konten demi konten sambil sibuk terkesima betapa multitalent-nya perempuan muda ini. Memanjakan mata dan telinga dengan suara alam yang memang sengaja disuguhkan. 

liziqi

Saya, seperti halnya penonton yang lain, dibuat takjub karena kontennya yang “tingkat tinggi” dan juga proses pengambilan videonya ternyata dilakukan seorang diri. Bagaimana dia mengambil sudut yang memanjakan visual ditambah keterampilan hidup yang tinggi. Benar-benar perpaduan sempurna. Gimana ya bisa buat konten sebagus itu tanpa bantuan kameramen?

Daftar Isi [show]

Kreator Konten Voiceless ASMR

Lalu, setelah Li Ziqi vakum, Youtube merekemondasikan channel berkebun dari Indonesia. Bisa dibilang konsepnya hampir sama, silent vlog dan ASMR, dan yang paling saya notice cara pengambilannya juga seperti Li Ziqi, seorang diri. Dan dari mengikuti kontennya di Youtube entah bagaimana saya jadi tertarik mencoba membuat vlog semacam itu dengan angle yang semenarik itu. Waktu itu saya sudah kebayang ingin membuat konten yang serupa karena kebetulan saya juga ingin belajar berkebun. Bagaimana kalau kita buat silent vlog pekebun pemula?

Sampai akhirnya saya berkenalan dengan komunitas Eco Blogger Squad yang secara tidak langsung membuat saya semakin dekat dengan kegiatan berbau sustainable: memilah sampah dan mengolah sampah organik hingga mencoba belajar bercocok tanam. Sampah organik yang diolah nantinya akan sangat berguna. Dari pupuk sampai pembersih toilet bisa kita dapatkan gratis. Ramah dompet dan ramah lingkungan, berkah sekali bukan?

Dan semangat yang ditularkan dari komunitas ini rasanya tidak afdhol kalau saya simpan sendiri. Terlebih jika kita mengetahui fakta bahwa perubahan iklim sedang menuju ke level yang lebih esktrem. Dari sanalah kemudian seperti muncul semangat untuk membuat konten untuk mengajak yang lain untuk sama-sama memperhatikan sampah di rumah masing-masing bahwa sampah ini seharusnya tidak lagi dibuang ke TPS, melainkan kita olah karena sungguh gunungan sampah di pembuangan akhir sudah melebihi ambangnya. Kita tentu tidak mau kan punya

Sayangnya saya punya kendala pada perangkat pengambilan video. Pertama, kualitas gambar yang dihasilkan tidak begitu tajam. Sedangkan konsep vlog saya adalah silent vlog dan ASMR yang mana sangat bergantung pada ketajaman gambar (agar penonton tidak bosan dan betah mengikuti alurnya) dan juga kualitas ASMR nya (agar vlog tanpa suara saya tetap menarik untuk ditonton).

Kalian tahu kan konsep vlog ASMR? 

Betul. ASMR sendiri singkatannya adalah singkatan dari Autonomous Sensory Meridian Response dimana vlog ASMR biasanya mengedapkan suara asli dari kegiatan yang dilakukan saat perekaman. Jika sedang mencuci piring, maka akan menghadirkan suara dentingan piring, gelas dan gemericik air. Jika sedang duduk di teras, maka akan menghadirkan suara desiran angin, kokok ayam, dan cuitan burung yang lewat.

Bagi saya, konsep ASMR ini berhasil menghipnotis saya untuk melakukan kegiatan yang saya tonton itu. Jadi, tanpa banyak bicara vlog ASMR menurut saya punya kekuatan untuk mempengaruhi orang yang menontonnya.

Sebenarnya masalah perangkat pengambilan video sudah selesai ketika suami membelikan saya sebuah kamera mirrorless second yang masih sangat baik. Vlog saya pun terlihat lebih jernih gambarnya. Semangat membuat konten pun bertambah. 

Tapi, lama-lama, saya agak kesulitan juga ketika membuat konten di luar rumah, terutama saat konten berkebun dan mengompos. Terik matahari membuat baterai kamera saya cepat ngedrop. Saya pun risih dengan orang yang hilir mudik lewat di depan kebun sambil melirik saya. Mungkin dalam hatinya “Apaan tuh, ubek-ubek sampah dan tanah aja di-video-in pakai kamera segala. Lebay“. Hiks, padahal mah kompos, bukan sampah.

Hahaha. Saya seperti bisa membaca senyuman orang-orang yang setengah menertawakan. Lama-lama jadi ciut juga saya. Maklum kebunnya ada di seberang rumah, di lahan kosong yang saya hidupkan karena sebelumnya semak belukar tempat ular, tempat lalu lalang orang.

Saya pun berpikir untuk kembali memakai kamera handphone saja. Tapi, duh!  Kualitas videonya bikin saya susah untuk semangat. Saya aja malu lihat hasilnya. Ya, masa saya harus terus merelakan konsep estetik yang diusahakan dalam pengambilan video dan dibayar dengan hasilnya yang burik itu. Heuu….

Halo, Zenfone 9!

zenfone 9

“Zaman jepretnya dengan Zenfone 3, dan enggak kebayang gimana bagusnya Zenfone 9 #bayanginajadulu”

Saya baru saja membuka facebook kemarin sore dan mendapati seorang teman maya menulis caption untuk kenangannya 4 tahun lalu, berfoto dengan Zenfone 3 miliknya. Saya pun tertegun, bagaimana bisa saya yang lagi kepikiran tentang konten-konten saya yang terbengkalai, tiba-tiba saja terbuka status macam ini.  

Hmm, jadi kepo kan.

Saya pun mencoba bertanya di kolom komen tentang apa yang buat dia kesemsem dengan Zenfone. Ya, jawabannya persis seperti yang ingin saya dapatkan, kamera!

Generasi Zenfone 3 saja kameranya sudah jernih, apalagi generasi Zenfone terbaru yang baru saja keluar, Zenfone 9. 

Baiklah mari kita telusuri seberapa cocok smartphone ini dengan kebutuhan saya sebagai konten kreator.

 

 

Si Mungil, Compact Size

Ternyata setelah saya cari tahu, Zenfone 9 ini diproduksi dengan ukuran compact alias lebih kecil daripada smarthphone lazimnya. Dengan layar 5.9 inch, ponsel ini pas di saku dan ukuran tangan sehingga bisa dioperasikan dengan mudah dengan hanya satu tangan. 

zenfone 9
zenfone 9
Zenfone 9 menggunakan ASUS Zentouch untuk tombol power multifungsi

Ditambah tombol power multifungsi yang menggabungkan sensor sidik jari untuk unlock yang lebih mudah dan penggunaan gesture control yang lebih nyaman. 

Ponsel dengan panjang kurang dari 14.8 cm dan lebar 7 cm ini memang tidak salah disebut sebagai Si Mungil. 

Ponsel dengan compact size ini cocok untuk saya yang harus mengabadikan momen yang berlangsung cepat, seperti ASMR alam yang melibatkan pergerakan hewan kecil seperti burung, kupu-kupu, lebah, capung dll karena desain ponsel yang punya kemampuan melakukan kontrol dengan cepat dan mudah hanya dengan satu tangan. Saya menyebutnya “sat set” with just one hand.

Ultra Stylish

Kualitas material yang dipakai pun gak main-main. Dengan proteksi Corning Gorilla Glass Victus yang bikin ponsel ini 4x lebih antigores dibanding pesaingnya. Dan bahkan tangguh saat jatuh dari ketinggian hingga 2 meter. 

Belum cukup sampai di situ, body-nya juga ternyata tersertifikasi IP68 sehingga sudah anti air dan anti debu. 

zenfone 9
Kalau kata David "GadgetIn" ini ponsel yang seperti karya seni

IP68 (Ingress Protection Marking atau International Protection) sendiri adalah kode sertifikat yang dirilis Komisi Elektronik Internasional sebagai ukuran dari ketahanan air dan debu. Sebagai emak-emak yang punya bocil, ponsel terhempas adalah hal biasa. Kadang selamat, tapi lebih sering harus menghadapi kenyataan pahit, layar ponsel retak.

Tentu saja, kabar proteksi layar Corning Gorilla Glass Victus dan sertifikasi IP68 sangat memberikan angin segar. Terlebih untuk pembuatan konten yang kebanyakan di luar rumah, berangin, berdebu dan kadang juga kena gerimis. Ya suara hujan itu salah satu ASMR alam yang sangat indah.

zenfone 9
MoonLight White (atas), Sunset Red (kiri), Starry Blue (kanan), Midnight Black (bawah). Kamu suka yang mana?

Tidak hanya soal proteksi, ponsel ini juga dirancang stylish dengan pilihan 4 warna; MoonLight White (atas), Sunset Red (kiri), Starry Blue (kanan), Midnight Black (bawah). 

Tapi, gak cuma cantik semata, Zenfone 9 juga punya tekstur High-Grip (enak digenggam, gak slip) dan Anti-Fingerprint Coating yang bikin body ponsel jadi bersih dari bekas cap jari.

 

Bersih, tangguh, dan cantik. Bener ini mah kata David, karya seni! 

Gini doank? Performanya gimana? 

Ultra Power

Prosesor Snapdragon

Ponsel ini walau mungil ternyata dinobatkan sebagai seri Zenfone ter-powerful yang pernah ada. Salah satunya berkat prosesor flagship Snapdragon® 8+ Gen 1 Mobile Platform.

Buat yang masih belum tau, Snapdragon® 8+ Gen 1 ini punya kemampuan menghadirkan respons yang sangat cepat dan tampilan HDR kaya warna dengan kualitas visual tertinggi dan kemampuan kelas desktop.

 

15
15% faster performance
50
50 % faster graphics rendering

Dengan kemampuannya yang tangguh seperti ini, saya tidak khawatir lagi dengan hasil editing vlog saya. Prosesor ini membantu semua performa di gawai ini menjadi responsif dan lebih smooth.

Ya, ini dia Si Mungil Anti “Ghosting”, walau ukurannya mini tapi soal kekuatan gak bisa dibilang mini.

Dengan prosesor sekelas ini, CPU clock speed yang dihasilkan bisa sampai 3.2 GHz menghasilkan performa CPU dan GPU 10% lebih tinggi tapi di sisi lain lebih efisien 30% dibanding  generasi sebelumnya. 

Apa ini jadi bikin cepat panas? 

Bisa jadi iya. Tapi, untungnya ponsel ini punya teknologi cooling system yang sudah diperbarui total dari seri sebelumnya dengan vapor chamber berteknologi tinggi dan fitur penyebaran panas. Jadi, walau bekerja dengan performa tinggi tapi tidak diikuti dengan kenaikan suhu berlebih.

Kadang ponsel panas pas dipakai bikin parno ya, takut meledak seperti yang pernah kejadian beberapa tahun lalu. Jadi, teknologi pendingin di ponsel juga harus diperhatikan, karena ponsel yang cepat panas tanpa sistem pendingin yang memadai akan merusak piranti di dalamnya. 

Kamera Flagship

Lelah melihat kenyataan ponsel dengan kamera belakang sebanyak 4 buah tapi toh hasilnya tetap burik, sekarang saya lebih menilik ponsel dengan kualitas kameranya, alih-alih kuantitasnya.

kamera zenfone 9
kamera zenfone 9

Tidak seperti smartphone pada umumnya dengan 4 kamera belakang, Zenfone 9 justru percaya diri dengan hanya 2 kamera belakang. Namun, pada ponsel kompak ini ditanamkan formasi kamera depan dan kamera belakang berkualitas pro dari Sony. Ya, Sony, si perusahaan DSLR kualitas terbaik di dunia. 

Coba kita bahas satu-satu.

gimbal zenfone 9

Di bagian belakang terdapat kamera utama 50MP ultra-wide angle dari SONY IMX766 yang diperkuat oleh teknologi 6-axis Hybrid Gimbal Stabilizer dan Autofocus untuk pengambilan gambar yang lebih stabil dan minim guncangan.

Fitur terbaru ini bisa memantau setiap gerakan ponsel, ke segala arah dan bisa menyesuaikan posisi lensa secara real time, sehingga hasil video atau foto bebas distrosi optik atau “ghosting”.

 

 

Kamera belakang 50MP tadi juga bisa mengambil foto dalam keadaan cahaya rendah. Ini memungkinkan saya mengambil vlog pada subuh atau malam hari tanpa takut noise seperti yang terjadi selama ini.

Lalu, kamera kedua 12MP ultra-wide dengan sensor SONY IMX363 yang mendukung fotografi makro dan disertai fitur autofocus. Ini sangat membantu saat kita ingin mengambil foto atau video dengan objek banyak namun tetap ingin memfokuskan pada satu bagian 

 

 

Sebagai kreator konten, tentu fitur ini adalah sebuah berkah karena tidak perlu lagi perangkat tambahan, gimbal stabilizer, hasil tanpa blur dan distorsi, jernih dan tajam. 

Masih ingat kan status teman maya saya sebelumnya? Wah, akhirnya saya paham kenapa dia sebegitu naksirnya dengan Zenfone 9 sampai ada tagar #bayanginajadulu. Hihihi, ya ampun. Semoga gak cuma bisa bayangin aja. Saya doakan bisa kebeli ya, Mba :).

Layar AMOLED

AMOLED sendiri adalah singkatan dari Active Matrix Organic Light Emitting Diode. Sebuah generasi terbaru di dunia per-layar-an smartphone dengan memadukan teknologi OLED yang bisa menghasilkan gambar terbaik disertai komposisi warna yang sangat tajam dan akurasi warna tinggi. Menonton movie di ponsel ini pun seperti menonton movie di bioskop. 

Itulah kenapa layar AMOLED Zenfone 9 diberi prediket layar flagship karena bisa mempertahankan akurasi warna bahkan di luar ruangan. Ponsel ini juga diperkuat refresh rate 120Hz yang sangat smooth dan response time hanya 1ms (mili detik). 

Format layar Zenfone 9 menggunakan format 20:9 untuk keseimbangan yang baik dengan format resolusi tinggi. 

Buat yang suka marathon drama, ohohoho, kalian gak perlu khawatir karena ponsel ini tentu saja sudah mengantongi sertifikat SGS Eye Care Display untuk emisi blue light yang lebih rendah sehingga lebih nyaman di mata. 

 

Baterai

Baterai si ponsel mungil ini punya kapasitas 4300 mAh, dan ini lebih besar jika dibandingkan dengan seri Zenfone 8. Dengan kapasitas baterai yang cukup besar ini, saya tidak khawatir jika saat merekam vlog baterai habis di tengah-tengah. Ini sering sekali terjadi pada baterai kamera mirrorless saya, yang hanya kuat bertahan 3 jam non stop (bahkan sering kurang dari itu). 

Ya kan pasti kesel ya, lagi fokus ngambil video, momennya pas (pas angin kesiur atau kupu-kupu hinggap lama), eh baterainya habis. Asli, KZL BGT ini sih. 

So, gadget yang punya performa bagus dan baterai yang kuat sangat bisa membuat mood bagus dan hasilnya pun dipastikan lebih kece lagi.

Konektivitas

Bicara kualitas konten, maka harus berhadapan juga dengan yang namanya kualitas koneksi. Selama menjadi tukang bikin vlog, saya baru sadar soal ini karena akan mempengaruhi kualitas video yang dibuat. Jadi pastikan bahwa koneksi internet cepat dan stabil saat melakukan editing video dan upload ke media sosial. 

Zenfone 9 sudah mendukung konektivitas Wi-Fi paling ngebut, yaitu Wi-Fi 6E untuk menghasilkan konektivitas yang lebih stabil, lebih cepat, bahkan pada kondisi crowded. Multiple-antena setup di dalamnya juga sudah di-upgrade dengan teknologi Hyperfusion untuk menyajikan konektivitas simultan antara Wi-Fi dan ponsel yang akhirnya akan mengarahkan pengguna Zenfone 9 pada koneksi dengan sinyal terbaik.

Audio

Dengan konsep compact size, Zenfone harus berpikir keras bagaimana memasukkan fitur-fitur yang mumpuni untuk menaikkan kualitas ponsel ini. Salah satunya adalah soal audio.

Untuk itu ASUS sampai bekerjasama dengan pakar sound dari Swedia “Dirac Research” dan memasukkan teknologi Dirac HD Sound Technologies sehingga menghasilkan sound yang lebih kuat, bass yang lebih terasa dan bebas distorsi pada gawai ramping ini.

Dan pada pengujiannya, Zenfone 9 mampu memproduksi bass 50% lebih besar daripada kompetitornya. Ditambah lagi dengan 2 speaker linier dari Qualcomm Aqstic™ smart amps dan jack audio 3.5mm menggunakan Qualcomm Aqstic DAC terbaru.

Ponsel ini pun juga dilengkapi dengan AudioWizard yang bisa disetting dengan cepat dengan pilihan audio style, yakni; cinema, dynamic, music, dan game.

Sehingga dari sisi kemampuan audio, user ponsel ini mampu merasakan sensasi audio HDR karena punya kemampuan merekam suara layaknya kemampuan telinga manusia menangkap suara. Bahkan dikatakan bahwa teknologi 3D surround dari audio Zenfone 9 bisa merekam suara alam secara akurat. 

Tentu saja ini sangat saya butuhkan sebagai kreator konten ASMR yang memburu suara alam. Dan kerennya lagi, ada fitur Wind Noise Reduction untuk mengurangi noise angin yang berlebihan.

Where to buy?

Buat kalian yang mau beli Zenfone 9, udah bisa kalian dapatkan melalui partner dan channel pembelian resmi produk ASUS antara lain; Erafone, Tokopedia, ASUS Exclusive Store, ASUS Online Store.

How much?

1. Zenfone 9 kapasitas 6GB/128GB seharga Rp7.999.000 dalam 4 warna pilihan lengkap
2. Zenfone 9 kapasitas 8GB/256GB seharga Rp9.999.000 dalam 2 warna pilihan (Black, White)
3. Zenfone 9 kapasitas 16GB/256GB seharga Rp 11.999.000 dalam 1 warna (Black)


*******

Dengan limpahan fitur-fitur fantastis dalam balutan body mungil, Zenfone 9 cocok banget buat dijadikan ponsel investasi para kreator konten menghasilkan konten-konten berkualitas; gambar tajam, no blur, anti ‘ghosting’, plus baterai tahan seharian. Yuk, berdoa. Semoga kita bisa menggenggam karya seni dari ASUS kali ini, si mungil yang powerful.

Referensi 

1. https://www.asus.com/id/mobile/phones/zenfone/zenfone-9/
2. https://www.widyantiyuliandari.com/2022/11/10/zenfone-9-blog-writing-competition/ (tambahan penjelasan fitur)
3. Press Release ASUS Zenfone 9
4. Gambar diambil dari tim ASUS Zenfone 9 

Artikel ini diikutsertakan dalam ASUS Zenfone 9 Blog Writing Competition di Blog Widyanti Yuliandari

Share This :

0 komentar