BLANTERWISDOM101

Glow and Grow: Beauty that Rebuilds

Selasa, 29 April 2025

Selain fast fashion, industri yang juga turut berperan dalam laju perusakan lingkungan adalah fast beauty. Fast fashion familiar kita pahami sebagai perpindahan trend fashion yang begitu cepat, sehingga berdampak pada sampah tekstil yang menggunung. Sedangkan fast beauty, yang terjadi dalam 10 tahun belakangan ini, seperti menjamurnya brand-brand skincare yang diiringi dengan cepatnya mereka dalam mengeluarkan produk-produk baru. Kalau fast fashion saya gak tidak ada gulity feel sama sekali. Karena baju saya 20 tahun lalu bahkan masih bisa saya pakai dan gak ada masalah dengan itu. Tidak merasa malu atau insecure. Tapi, untuk soal fast beauty saya pernah berada di perputaran arus itu, sejak 2017 - 2021. Jadi saya paham betul bagaimana fast beauty ini bekerja. 

Ditambah jiwa-jiwa perempuan yang mudah tergoda dengan info flash sale atau branding produk baru yang memanjakan mata dan nafsu. Nafsu ingin lebih cantik dan tidak pernah puas dengan yabng dimiliki sekarang. Berharap akan lebih glowing dan merona lagi seperti yang di-iming-imingkan brand. 

Sampai akhirnya pandemi datang, membuat lebih banyak merenung dan mengerem. Di sana lah saya mulai belajar soal sustainable. Dari pengelolaan sampah hingga mindset soal skincare. 

Sustainable Beauty

Sustainable = berkelanjutan, beauty = kecantikan. Jika digabung maka maknanya adalah produk kecantikan yang memperhatikan dampak lingkungan dari penggunaan bahan-bahannya tanpa mengurangi efekny terhadap perawatan kulit. Maka, sebuah produk yang sustainable harusnya juga mengusung produk agrikultur daerah setempat, memajukan petani lokalnya dalam penyediaan bahan bakunya. Ini juga yang dilakukan oleh Arcia ketika membuat produk skincarenya. Arcia menggunakan minyak biji tengkawang sekaligus memberdayakan petani tengkawang di Kalimantan Barat. Minyak biji tengkawang ini ada kelas yang sama dengan shea butter dan cocoa butter. Ya, mari kita kenalan dengan nama internasional minyak biji tengkawang ini; illipie butter. Hanya saja illipie butter ini termasuk hard oil seperti cocoa butter, sedangkan shea butter masuk soft oil.

Illipie butter alias mentega biji tengkawang
Gambar: Arcia



Tengkawang adalah biji dari pohon semacam pohon Meranti yang banyak tumbuh di Kalimantan Barat. Tengkawang sejak dulu sudah digunakan oleh masyarakat lokal sebagai bahan memasak dan menggoreng, sebelum ada kelapa sawit. Jadi, tengkawang adalah kearifan lokal yang harus dipertahankan, karena ketika ingin mengambil minyaknya masyarakat tidak harus membabat hutan layaknya perkebunan sawit.

Pohon Tengkawang di hutan adat Dayak
Gambar: Mongabay



Tidak hanya dari bahan lokal, uniknya, Arcia juga sampai memperhatikan ampas dari biji tengkawang yang sudah diperas minyaknya. Ampas itu digunakan sebagai bahan ternak dan dikembalikan lagi kepada masyarakat sekitar yang memerlukan.

Ampas tengkawang untuk pakan ternak atau kompos
Gambar: IG Himbanatura



Selain itu, sustainable beauty juga soal kemasan. Arcia dalam beberapa produk menggunakan jar, dimana jar-nya bisa digunakan lagi untuk keperluan traveling, meletakkan sabun batang atau peniti atau apapun saat melakukan perjalanan. Sehingga produk sustainable akan memperhatikan sampah produknya agar tidak berakhir di TPS atau bahkan laut.

Sampah skincare
Gambar: waste4change


Arcia, Sustainable Beauty Brand dari Kalimantan Barat

Dari seorang tangan ibu rumah tangan yang peduli terhadap kondisi anak-anak pedalaman suku dayak di Kalimantan Barat, lahirlah Arcia. Kak Yuni Anggraini dan suaminya mendirikan brand ini sebagai bentuk perhatian agar generasi muda dayak di lingkungan mereka tidak tertinggal jauh dengan anak-anak di pulau Jawa. 

Bagaimana kulit tetap terjaga, ekonomi masyarakat tersokong, namun alam tetap lestari. Inilah pilar yang menjadi jantung Arcia. Sebuah sustainable beauty brand yang sudah berdiri sejak Januari 2019 dan sudah mengantongi sertifikat BPOM, COA, dan halal MUI. Bahkan Arcia juga pernah bekerja sama dengan Garuda. Arcia juga pernah memenangkan kompetisi yang dilakukan Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah RI tahun 2021.

Arcia juara 1 Startup Kosmetik
Gambar: TribunPontianak


A Hidden Story, Menjaga Pasokan dan Distribusi

Yang paling bikin saya kagum di sini, ternyata Arcia tidak hanya memperhatikan soal bahan kimia natural untuk skincare-nya, tidak hanya fokus ke kemasan sustain dan pengolahan residu bahan baku, tapi juga memperhatikan kesejahteraan petani lokal tengkawang. Lima persen dari hasil penjualan Arcia dialokasikan untuk beasiswa anak petani. Dan saya setuju sekali, karena pendidikan memang satu-satunya cara terlegan untuk meningkatkan kualitas hidup suatu masyarakat. Yang ditingkatkan pun bukan masyarakat sembarang masyarakat, tapi masyarakat adat. Masyarakat adat punya satu jiwa yang tidak dimiliki oleh masyarakat di luar, yaitu jiwa menghormati alam. Jadi bayangkan, jika masyarakat adat itu yang cinta alam itu dibekali pendidikan tinggi. Saya yakin, semua produk manusia modern akan dipikirkan dampaknya sampai nun jauh di sana. Semoga saja anak petani yang sedang S2 di Australia sekarang berkat beasiswa Arcia, 5 tahun lagi sudah memberi gebrakan baru dan kemajuan untuk skincare natural lokal Indonesia. Indonesia sangat melimpah akan SDA, hanya saja kurang dieksplorasi. (Sekali dieksplorasi, eh kebablasan, malah merusak alam, contoh saja tambang yang ugal-ugalan)

Jujur saja, saya sebenarnya menyesal baru mengetahui soal mentega lokal ini. Saya sudah beberapa kali membeli shea butter dan cocoa butter. Tidak sangka, ternyata Indonesia punya butter yang tidak kalah bagus. Apalagi jika dibandingkan dengan butter impor itu, jejak karbon illipie butter atau mentega tengkawang jauh lebih pendek. Huhu, sungguh merasa bersyukur sekali ikut acara online gathering kali ini, karena bisa kenalan langsung dengan si butter lokal ini. 

From tree to skin. Kalimat ini benar-benar mewakili sekali dengan produk-produk Arcia yang menjaga keberlangsungan pohon tengkawang untuk merawat kulit secara natural sekaligus menjaga masa depan bumi dengan mengokohkan keberadaan hutan adat.




Kami Cantik, Kami Berharga, Kami Tidak Merusak Lingkungan

Membuat Lip Balm dari Mentega Tengkawang Bersama Kak Yuni Arcia


Ini adalah kiriman kit dari Arcia sebelum online gathering tanggal 25 April 2025 yang diselenggarakan Eco Blogger Squad dari HIIP Indonesia. Paket ini terdiri dari;
1. Natural soap
2. Bahan pembuatan lip balm (minyak kelapa, beeswax, mentega tengkawang, geranium EO, vit E)

Jadi yang saya pelajari, pembuatan lip balm itu ada 3 bahan utamanya, yaitu; wax (yang memberikan tekstur keras), butter (memberikan tekstur sekaligus melembabkan), dan oil (menutrisi). Botanical oil yang digunakan bisa 1 jenis atau beberapa jenis. Oil yang biasa digunakan biasanya coconut oil, jojoba oilm, castor oil, sweet almond oil. Tapi kali ini coconut oil aja dan it's still good koq. Minyak kelapa pelembab alami yang sangat terkenal sejak nenek moyang kita sudah mengenal perawatan diri. Beribu-ribu tahun lalu.

Ya udah, langsung aja ke cara buat lip balm, yuk.

1. Panaskan panci dengan sedikit air
2. Setelah panas, masukan beaker glass ke dalam panci (dalam beaker glass masukkan beeswax dan mentega tengkawang dan minyak kelapa)
3. Aduk bahan sambil dipanaskan. Penting tidak kemasukan air ke dalam gelas, bahan harus pure minyak. 
4. Jika sudah meleleh, angkat. Lalu masukkan vit E dan geranium EO. Vit E untuk pengawet alami dan geranium EO untuk pewangi natural
5. Tuang ke dalam tube, biarkan membeku dan jangan ditutup dulu
6. Lip balm siap dipakai

Ini hasil lip balm ku. Aku ngide ditambah biji annato untuk warnanya


Kesimpulan


Kegiatan ini sangat bermanfaat sekali untuk meningkatkan semangat pemakaian skincare natural yang memanfaatkan bahan lokal. Bahkan bisa membantu perekonomian sesama masyarakat. Dan yang lebih penting dipakai untuk jangka panjang juga aman, karena sintetis kadang susah diterima kulit karena kurang bisa disintesis.

Yuk, cobain produk natural yang lain!


Share This :
Latifika Sumanti

Assalamu'alaikum... Halo, Fika di sini. 35yo. Udah 2 buntutnya. Suka menulis. Suka belajar hal baru. Lagi belajar bikin sabun handmade. Suka nonton film thriller crime investigation.

0 komentar