Sudah dua bulanan ini saya mengonsumsi teh hijau. Berawal dari ketertarikan saya terhadap salah satu konsep gaya hidup sehat membuat saya berkenalan dengan jenis teh yang selama ini tidak menarik bagi saya. Gimana mau tertarik, kalo rasanya saja tawar dan cenderung pahit? Saya pikir teh hijau hanya dimiliki oleh pemuja tubuh langsing saja, ternyata it’s more than for estethic.
Saya sebenarnya bukan termasuk orang yang terobsesi tubuh harus langsing apalagi kurus,saya hanyalah salah satu dari sekumpulan emak-emak pencari berat badan yang ideal plus tubuh yang sehat. “Sayang”nya berat badan ideal plus tubuh sehat itu ada di badan yang kita sebutnya langsing, setidaknya ini menurut saya. Kenapa? karena pada badan yang gemuk terdapat lapisan lemak jahat yang tertimbun yang membuat kita mager (males gerak), sakit-sakit sendi, penyumbatan arteri, hati yang terlalu keras bekerja, dll.
Eits, tapi ya tapi… yang punya badan langsing walau banyak makan jangan senang dulu, tetep waspada ya, karena bisa jadi lebih berbahaya dibanding si makan banyak berbadan gemuk. Kenapa? karena bisa jadi pankreas kalian ga berfungsi normal sehingga lambat merespon gula yang masuk, akhirnya gula darah tinggi tanpa membuat penumpukan lemak jahat di bawah kulit. Istilah awwamnya kita biasa sebut dengan diabetes kering (walau sebenarnya istilah itu ga dikenal di dunia medis). Serem kan? Serem sih bagiku, karena ga ada angin ga ada hujan tau-tau sakit komplikasi. Karena si makan banyak-berbadan gemuk pankreasnya masih berfungsi sehingga mereka lebih mudah mendeteksi kelebihan gula darahnya lewat obesitasnya, tapi kalo si badan ramping justru terlihat baik-baik saja walau makan banyak. Loh, koq horor? emang…
Sebenarnya ada banyak teori tentang pola makan yang beredar sebelum saya kenal lifestyle tersebut tapi baru ini yang saya pelajari lebih dalam. Berawal dari rasa pinisirin level dewa saya jadi belajar sangat banyak di sana, belajar bagaimana mengatur asupan makanan agar tidak menjadi penyakit dalam tubuh. Salah satunya adalah dengan teh hijau.
Kenapa harus mengonsumsi teh hijau? Sebenarnya di postingan sebelumnya sudah saya tulis sedikit tentang manfaat teh hijau dan kali ini saya mau mengulik lebih dalam lagi. Let’s see more.
Pengolahan teh hijau
Sebelum membahas teh hijau kita ke teh hitam dulu yuk. Ada yang belum tau teh hitam?Teh hitam itu yang biasa kita seduh di pagi hari atau sore-sore sambil nyemil. Tahap pertama pada proses pengolahan teh hitam adalah pelayuan. Secara kimia, selama proses pengilingan merupakan proses awal terjadinya oksimatis yaitu bertemunya polifenol dan enzim polifenol oksidase dengan bantuan oksigen. Setelah dilayukan masuk ke proses penggilingan. Proses penggilingan ini mengakibatkan memar dan dinding sel pada daun teh menjadi rusak. Cairan sel akan keluar di permukaan daun secara rata. Proses ini merupakan dasar terbentuknya mutu teh. Selama proses ini berlangsung, katekin akan diubah menjadi teaflavin dan tearubigin yang merupakan komponen penting baik terhadap warna, rasa maupun aroma seduhan teh hitam.
Nah, jadi yang bikin teh kalian harumnya khas justru karena dinding selnya rusak dan cairannya keluar di permukaan daun. Padahal katekin dalam teh itu banyak manfaatnya loh, salah satunya untuk mencegah penyakit Alzheimer dan Parkinson, sejenis neurodegeneratif alias penurunan fungsi syaraf.
Diantara ketiga jenis teh, yakni teh hitam, teh oolong dan teh pouchong, serta teh hijau, teh hijau adalah teh yang memiliki potensi aktivitas kesehatan yang paling baik. Kenapa? karena katekin -yang merupakan komponen bioaktif- selama pengolahan teh hijau dipertahankan jumlahnya dengan cara menginaktivasi enzim polifenol oksidasi, baik itu melalui proses pelayuan maupun pemanasan. Pada proses pengolahan teh lainnya, katekin dioksidasi menjadi senyawa orthoquinon, bisflavanol, teaflavin dan tearubigin yang kemampuannya tidak sehebat katekin.
Senyawa multimanfaat teh hijau
Ada apa dengan teh hijau sehingga manfaatnya luar biasa? Tidak banyak senyawa yang dipunya teh hijau, hanya saja senyawa tersebut mempunyai tingkan antioksidan sangat tinggi yang berfungsi mencegah berbagai macam penyakit. Di antaranya;
a. Katekin/tannin
Tanin disebut juga sebagai asam tanat atau asam galotanat. Tanin sebagaian besar tersusun atas : katekin, epikatekin, epikatekin galat, epigalo katekin, epigalo katekin galat. Dari seluruh berat kering daun teh terdapat katekin sekitar 20-30%.
Tanin disebut juga sebagai asam tanat atau asam galotanat. Tanin sebagaian besar tersusun atas : katekin, epikatekin, epikatekin galat, epigalo katekin, epigalo katekin galat. Dari seluruh berat kering daun teh terdapat katekin sekitar 20-30%.
Jumlah atau kandungan katekin ini bervariasi untuk masing-masing jenis teh. Adapun katekin teh yang utama adalah epicatehcin (EC), Epicatehcin galat (ECG), Epigalochatechin dan Epichatecin gallate (EGCG). Katekin teh memiliki sifat tidak berwarna, larut dalam air, serta membawa sifat pahit dan sepat pada seduhan teh.
Itu kenapa teh hijau punya rasa pahit dan teh hijau tidak, yaa karena katekin pada teh hijau dipertahankan dan pada teh hitam katekinnya rusak dan berubah menjadi teaflavin dan tearubigin.
b. Flavanol
Pada pengolahan teh hitam, sekitar 90-95% flavonol dalam daun teh mengalami oksidasi enzimatik membentuk produk oksidasi yaitu teaflavin (TF) dan tearubigin (TR). Teaflavin merupakan senyawa yang menentukan mutu teh hitam yang dihasilkan. Senyawa ini berperan untuk membuat warna seduhan teh menjadi kuning dan karakter “briskness” dan “brightness”. Dan tearubigin membuat warna seduhan teh warna kecoklatan.
Pada pengolahan teh hitam, sekitar 90-95% flavonol dalam daun teh mengalami oksidasi enzimatik membentuk produk oksidasi yaitu teaflavin (TF) dan tearubigin (TR). Teaflavin merupakan senyawa yang menentukan mutu teh hitam yang dihasilkan. Senyawa ini berperan untuk membuat warna seduhan teh menjadi kuning dan karakter “briskness” dan “brightness”. Dan tearubigin membuat warna seduhan teh warna kecoklatan.
Teh Hijau dan obesitas
Obesitas atau berat badan berlebih merupakan penyakit yang menjadi ancaman serius bagi kesehatan sejak 1998. Konon katanya, penduduk bumi yang meninggal di zaman milenium lebih banyak dikarenakan obesitas dibandingkan karena kelaparan. Obesitas menyerang sepertiga penduduk di negara-negara industri.
Pada penderita obesitas biasanya ditemukan kelainan lipid berupa peninggian kadar kolesterol, trigliserida, LDL kolesterol dan penurunan kadar HDL kolesterol. Penimbunan lemak yang berlebihan di dalam tubuh pada obesitas, secara klinis biasanya dinyatakan dalam bentuk Indeks Masa Tubuh (IMT) ≥ 30 kg /m2.
Untuk orang Asia, kriteria obesitas adalah bila IMT ≥ 25kg / m2. Ternyata berbagai komplikasi obesitas lebih erat hubungannya dengan obesitas sentral (viseral) yang penetapannya paling baik dengan mengukur lingkar pinggang. Untuk orang Asia seseorang disebut menderita obesitas sentral apabila angka lingkar pinggangnya adalah >90 cm pada laki-laki dan >80 cm pada wanita.

Obesitas ga lagi melulu masalah estetika aja, akan tetapi sudah merupakan masalah kesehatan yang serius oleh karena sering disertai berbagai komplikasi/komorbid seperti diabetes melitus (DM) tipe 2, dislipidemia, hipertensi dan penyakit kardiovaskuler, kolelitiasis, kanker, osteoartritis dan gangguan pernapasan.

Apa hubungannya dengan teh hijau???
Berdasarkan jurnal kesehatan yang saya
comot baca, teh hijau merupakan tumbuhan obat yang mempunyai efek farmakologis antara lain dapat menurunkan berat badan, menurunkan kolesterol, trigliserida, serta glukosa, dapat mencegah karies pada gigi, antimutagenik, antioksidan, antibakteri.
Teh hijau terbukti dapat menurunkan berat badan, hal ini terlihat dalam penelitian yang dilakukan pada pria muda yang berbadan sehat yang diberi ekstrak teh hijau yang mengandung kafein dan polifenol terutama EGCG, didapatkan peninggian pengeluaran energi (energy expenditure) selama 24 jam, karena EGCG menstimulasi termogenesis dan oksidasi lemak yang berimplikasi terhadap penurunan berat badan.

EGCG menghambat aktifitas asetil KoA karboksilase dalam siklus biosintesis asam lemak, sehingga dapat menurunkan akumulasi triasilgliserol (trigliserida) pada jaringan lemak.12,13 Katekin (EGCG) mempunyai efek hipokolesterolemik, karena EGCG menekan absorpsi kolesterol di dalam usus.
Testimoni
Yang paling berkesan selama minum teh hijau adalah bau badan yang berkurang dan juga lingkar perut serta paha yang menurun, belum rata sih tapi sudah lumayan kempes, tinggal dikasih sedikit exercise aja. Selain itu keinginan memamah biak jadi berkurang drastis, impactnya timbangan saya sudah stabil ngiri dari angka 60. Ehhee….
Trus, sakit sendi yang saya alami setelah melahirkan anak pertama (red: osteoarthtritis) juga perlahan berkurang. Entah ini efek teh hijau atau diet low carb yang saya adopsi, yang pastinya saya bersyukur sekali. Kalian yang pernah mengalami penyakit ini pasti tau bagaimana rasanya. Bahkan saya pernah down sampai palung kehidupan terdalam karena merasa jadi tidak berguna sebagai istri dan ibu “hanya” karena penyakit ini *tsaaah *lebayy, tapi ini serius! Gimana ga down ya, belum kerja apa-apa badan udah remuk sana-sini. berasa jadi orang yang ga berguna padahal usia masih sangat masuk dalam kategori produktif . Hufh… tapi AlhamduliLlaah semuanya sudah terlewati, jangan sampai kena lagi dah.
Oya, selama konsumsi teh hijau saya sudah ga lagi konsumsi vitamin E, karena di dalam teh hijau saya sudah mendapatkan lebih dari apa yang ada di dalam suplemen tersebut.
Saya sudah rutin minum, emak yang lain kapan??

Referensi:
https://budidayatanaman-perkebunan.blogspot.co.id/2014/10/pengolahan-teh-hitam-dan-teh-hijau.html
https://tcrjournal.com/index.php/tcrj/article/download/82/pdf_1