2018 Is Coming: It’s My Turn

 

Assalamu’alaikum….

 
Ga kerasa sudah di penghujung tahun 2017 ya, berarti siap-siap katakan “welcome to the new year, 2018” *yeaaayy 🎉. Padahal rasanya baru kemaren ngeliat orang bakar-bakar ayam dan jagung, denger terompet bersahutan, dan memandang nyala kembang api yang semarak di langit malam pergantian tahun 2016-2017 dan sekarang tau-tau sudah harus say good bye 2017. Tau-tau?

Hmm, ada yang sama? Tetiba merasa waktu begitu cepat berlalu, tau-tau sudah masuk di angka baru? Ah, manusia selalu seperti itu. Merasa waktu berlalu begitu cepat dan mendadak lupa sudah melakukan apa saja selama rentang waktu itu.

 
Berganti tahun berarti bertambah pula usia kita dan berarti pula berkurang jatah umur hidup di dunia. Semua akan melesat begitu cepat jika kita tidak (mau) merenung sebentar. Ya, merenung, mari kita merenung, berfikir lebih dalam dengan introspeksi diri. Jangan sampai kesempatan yang diberikan ini kita sia-siakan dengan melakukan hal-hal yang tidak berfaedah dan menyesal di kemudian hari “kenapa aku dulu tidak mengerjakan ini“, “seharusnya aku dulu lebih giat lagi melakukannya“, dan kalimat penyesalan semacamnya 💔.
 
Bu, penyesalan emang datangnya di belakang, kalo di depan namanya pendaftaran.
 
Whahaha, betul juga.
 
Baiklaahh kalo begitu, (sebelum menuai penyesalan) mari kita mendaftar  Mendaftar? Yap, mendaftar apa-apa pencapaian yang sudah kita raih di tahun ini, mendaftar kesalahan yang kita lakukan selama ini. Bahasa nowdays nya, review, setelah itu mari kita buat resolusi baru di tahun 2018. Do review and make resolutions. Now, let’s make our dreams come true 💪.
 

Membuat Harapan Besar Manfaat dengan Resolusi Baru

 
Resolusi mungkin bagi sebagian orang terdengar asing atau bahkan rancu. Wajar saja karena resolusi yang kita maksud di sini tidak terdapat pada Kamus Besar Bahasa Indonesia. KBBI hanya mencatatkan makna resolusi sebagai; 
 
Sumber KBBI Daring
 
Sebenarnya resolusi yang kita maksud di sini adalah serapan dari bahasa asing, yaitu resolution yang berarti ketetapan hati, kebulatan tekad, pendirian teguh. Jadi, bisa kita simpulkan bahwa
 
resolusi adalah pencapaian yang dibuat dengan ketetapan hati, kebulatan tekad, serta berkomitmen untuk melakukannya dengan mengharapkan peningkatan kualitas diri
 
Sudahkah terbersit mimpi untuk tahun depan? Bagus! Tapi masih susah menuangkannya dalam bentuk real resolution? Yuk, sama-sama kita belajar membuatnya dengan tips berikut;
 
  • Tuliskan
Sebagai makhluk yang dianugerahi sifat pelupa ada baiknya jika kita menuliskannya. Menulis akan mengingatkan kita di kemudian hari akan harapan yang akan diraih. Kalo saya biasanya beli buku agenda dan menuliskannya di situ untuk kemudian membukanya kembali beberapa kali untuk mengecek progress resolusi yang sudah dibuat
  • Mind map
Mind map atau bahasa lainnya peta pikiran adalah cara selanjutnya untuk menggambarkan tujuan kita. Jika menuliskan resolusi adalah otak kiri maka kita imbangi dengan otak kanan, menggambar resolusi. Menurut penelitian ahli neuroscience, paparan gambar, warna, foto akan terekam dalam alam bawah sadar dan membuat kita lebih bersemangat untuk meraihnya.
  • be SMART 
Ini adalah singkatan dari Specific, Meaningful, Achievable, Relevant, Timely atau bahasa sederhananya adalah Spesifik, Bermakna, Dapat dijangkau, Relevan, dan dibatasi waktu. Patokan ini akan membuat tujuan kita lebih terukur karena kita meletakkan detail dan menetapkan batasan waktu. Ini penting supaya kita ga ngambang dan berakhir gamang menuju tercapainya resolusi kita.

 

 

And These are My Resolutions

Sebenarnya saya dulu biasa bikin resolusi awal tahun, misal; target waktu menyelesaikan kuliah, target nilai dan IPK, target organisasi, sampai target menikah kapan *uhuk. Sayangnya, semenjak jadi istri dan bertitel ibu saya nyaris ga pernah bikin lagi, paling banter bikin target harian dan itupun ga rutin. Padahal lo ya padahal, bikin goals itu membuat hidup lebih terencana matang, ga ada waktu yang sia-sia, dan kitanya jadi lebih semangat lagi menghadapi hari esok karena sudah tau apa yang akan dikerjakan. Padahal lo ya padahal lagi, jadi istri dan ibu justru tugas rumit, lebih rumit dibandingkan menyelesaikan rumus turunan teori-teori kuantum yang njelimetnya udah kaya benang kusut. Because this is about hereafter life 😢

Jadi….

Saya mau (pake bangeT, T-nya 7x) membuat kembali resolusi hidup ala saya untuk tahun 2018 and here we go…. 

Bismillah, 
these are my goals, my resolutions 

1. Meningkatkan ibadah
    Ga dipungkiri menjadi seorang ibu membuat kita merasa waktu sehari semalam 24 jam terasa kurang. Imbasnya kita sering molor dalam hal ibadah. Padahal Sang Pencipta sudah menciptakan kita sedemikan sempurna, gratis! Belum lagi anak-anak yang lucu, rezeki yang diluaskan, suami yang setia, baik, pintar, rajin nabung dan tidak sombong *uhuk2. Rasanya koq saya jadi kufur nikmat kalo tidak membarenginya dengan peningkatan ibadah.

Gimana supaya tetap semangat? Buat lingkungan yang religius juga. Pengajian? Datang ke pengajian mana sempet? Iya sih, Udah kerjaan rumah tangga ga ada habis-habisnya, ditambah ngurus anak yang masih balita di situ rasanya saya pengen jadi makhluk yang bisa membelah diri layaknya amoeba. Nah ini yang sering kita alami kan, Mak. Udah capek ngurus rumah dan anak, ruhiyah pula terbengkalai. Klop lah ini mengikis habis kewarasan kita.

 

Bersyukur hidup di zaman digital sekarang, di mana media sosial sering membantu kita, termasuk dalam hal ini. Kalo kita mau kita bisa mengupdate ilmu agama lewat youtube, carilah ustadz yang mumpuni dan wawasannya luas. Bagi yang sudah mengantongi namanya, tinggal merutinkan saja mendengarkan tausiah dari youtube.

Lewat youtube?

Why not!

 

Selain “ibadah pribadi” juga jangan lupakan ibadah sosial seperti sedekah dan silaturahim. Rezeki yang diberikan sebenarnya ada hak orang lain di sana. Belajar dari pengalaman sebelumnya, keluarkan harta sebelum Alloh yang mengeluarkan harta kita dengan cara-Nya 😢.

Ini pe-er yang pertama, memperbaiki hubungan dengan Sang Pencipta, semoga Dia memudahkan urusan-urusan yang lain.

God firs

2. Membuat DIY mainan anak sembari mengorganisir jadwal ‘homeschooling’
    DIY (Do It Yourself) alias bikin sendiri mainan masih jarang saya lakukan. Selama ini kalau bebikinan mainan masih ala kadarnya. Untuk itu, saya ingin menarget tahun depan akan membuat jadwal belajar ala homeschooling, termasuk di dalamnya membuat mainan anak handmade. Bukan homeschooling pure sih, hanya sebagai bentuk persiapan anak sebelum masuk sekolah tahun depan, mempersiapkan mental anak sebelum sekolah, seperti menyiapkan sisi kemandirian, kesabaran, keberanian, pemahaman, bahasa, pre-writing, pre-reading, dll, itu semua bisa dilatih lewat mainan.

Selain itu, manfaat lain dari membuat sendiri mainan anak, seperti; merangsang kreativitas anak, memanfaatkan barang-barang bekas, meningkatkan bonding, memicu rasa ingin tahunya, modalnya murah (cuma tepung, baking soda, cuka, atau kardus, kertas kado, gunting, dan semacamnya), melatih pre-writing alias kekuatan otot jari sebagai persiapan menulisnya nanti dan seabrek manfaat lainnya.

Sumber inspirasinya bisa datang dari mana saja. Dari buku bermain, postingan instagram orang lain, atau bahkan website homeschooling berbasis montessori, dll. Saya mau di tahun depan jadwal bermain ini semakin terorganisir dengan baik dan rapi karena sekarang saya sudah punya 2 murid di rumah😅.

Mainan ala ala. Semoga bisa lebih rajin lagi ke depannya

3. Menambah buku
    Buku apa? Buku apa aja yang menambah wawasan. Buku parenting, buku kesehatan, buku novel, dan termasuk buku anak pastinya. Target saya pribadi adalah menelan 3 buku dalam sebulan. Terlalu sedikit? Iya sih tapi dengan segala kerepotan saya cukuplah dengan jumlah segini.

Oya, di rumah kami sekarang sedang ada gerakan mengurangi tontonan televisi. Terhitung sejak Oktober tadi kami berhasil mengurangi 70% waktu menonton dan berganti dengan waktu membaca, mendongeng, bercerita, bersosialisasi, dan tak lupa unyel-unyelan di kasur, hahaha.

 

 

pixabay.com
 

Mengutip kata Ayah Edy, pakar parenting, membuat anak suka membaca lebih penting daripada mengajarinya membaca karena banyak anak yang bisa membaca tapi tidak suka membaca. Kan jleb banget kan. Jadi, fokus kami adalah membiasakan anak-anak terpapar buku untuk memancing minat bacanya, urusan bisa membaca akan lebih mudah kemudian karena anak sudah terbiasa dengan bacaan dan tulisan. Yah semoga saja, karena Muthia di usianya sekarang 3.5 tahun mulai tertarik menulis dan membaca walau tidak sama sekali kami ajari.

4. Persisten blogging
    Halo kenalkan saya beginner blogger yang masih awam banget di dunia blogging, baru 9 bulan punya blog, mood nulis bisa naik turun bak roller coaster bahkan sempat hiatus 2 bulan😄, padahal ngakunya sih menulis sebagai terapi. Iya, menulis bagi saya adalah self-healing dari depresi post partum yang saya alami persis satu tahun silam, tapi karena ada satu dan lain hal sejenak saya melepas rutinitas ini.

Jadi, saya merasa perlu membuat komitmen kuat untuk mengembangkan kembali skill saya ini, persisten. Persisten ala saya tentu berbeda dengan persisten ala blogger-blogger handal. Persistensi saya bukan dengan menarget one day one post. Persistensi saya adalah persistensi ala emak-emak rempong bin repot dengan dua bocah cilik tanpa ART tanpa nanny. Cukup dengan  membuat jadwal menulis bulanan untuk setiap kategori di blog saya, misal; setiap bulan harus post tentang resep masakan 2x, parenting 2x, beauty talk 1x, health talk 1x, dan selebihnya tentang lifestyle alias suka-suka, termasuk curcol di dalamnya *eh.

Baca juga: ABCD Blogging

5. Menjadi (Early) Morning Mom
    Ya ya ya, jadi ibu berarti menjadi sesosok makhluk yang harus bangun paling pagi dan tidur paling telat, katanya (Untuk bagian “tidur paling telat” kurang setuju sih, ehee, tapi untuk bagian “harus” bangun paling pagi kayanya emang kudu harus). Berhubung saya masih menyusui dan suka kebangun malam karena si bayi minta jatah ASI, bangun early morning  kadang susah karena masih mengantuk. Padahal sekali waktu bisa bangun jam 2 atau 3 pagi wuih…rasanya banyak banget yang bisa saya kerjakan.

Bangun sebelum subuh membuat badan lebih fresh karena udara sejuk, pikiran juga masih enteng, dan lebih penting lagi waktu kita jadi lebih banyak, bisa  bersih-bersih rumah, prepare sarapan, cuci baju, bahkan bisa puas me time sendiri, luluran, nulis, blog walking, dll. Asiik ya…. Untuk itu saya menarget setelah menunaikan kewajiban meng-ASI-hi di tahun depan saya akan menjadi early morning mom alias emak-emak yang bangun sebelum subuh.

 

6. Trip
    Dua puluh delapan tahun hidup di dunia belum pernah naik pesawat sekalipun dan akhirnya tahun depan suami mengajak jalan-jalan ke luar pulau  *yeaaay. Serius ih belum pernah? Dua rius malah, hahaha. Sebenarnya bagi saya yang ga terlalu suka travelling ini ga masalah sih, hanya saja saya merasa anak-anak jadi kurang interaksi sosial dan alamnya. Jadilah saya mengiyakan ajakan suami.

Daerah yang ingin kami datangi maunya sih yang hawanya sejuk dan banyak children friendly zone macam taman edukasi dan kebun binatang, juga yang ada wahana main saljunya karena anak sulung saya sudah kadung pengen banget megang salju, hihi. Doain ya first time trip ini kabul soalnya menurut temen saya sudah masuk kategori “emak-emak kurang piknik”.

Saya tim ijo-biru. Kalo kamu?

Manfaat nge-trip ternyata bagus banget apalagi untuk masa pertumbuhan anak-anak yang memang struktur otaknya sedang pesat-pesatnya membangun pola sinaps.

Baca juga: Keseruan di Jatim Park 2

7. Bayar hutang
   Nah, ini aib sebenarnya, kenapa jadi ditulis sih, hahaha. Ga apa-apa deh, biar ingat dan sekalian mengingatkan kepada pembaca yang membaca tulisan ini dan mengenal penulisnya dan juga punya piutang yang tercatat atas nama saya, kali aja saya lupa, entah uang, buku, atau barang  tolong hubungi saya via direct massage instagram atau whattsap, apa aja, asal jangan di kolom komentar, plis ya plis 😄.

 
8. Merutinkan senam atau olahraga 
    Olahraga? Emang penting banget ya? Kalo dibilang penting banget sih ga, tapi kalo penting hmm, iya olahraga itu penting. Bukannya sudah capek dengan kegiatan IRT dari bangun tidur sampai mau tidur lagi? Beda, Bu. Jadi, ga sama antara olahraga dan kegiatan IRT walaupun sama-sama capek  dan berkeringat ujung-ujungnya. Kegiatan IRT levelnya hanya sampai aktivitas fisik ringan sampai moderat, sedangkan untuk mendapatkan kesehatan badan secara menyeluruh (terutama sistem cardiac) diperlukan aktivitas berat, yaitu olahraga. Dengan olahraga pula sirkulasi darah dan oksigen ke seluruh tubuh termasuk otak akan berjalan dengan baik. Saya ingat banget zaman SMP dulu tiap hari Jumat semua siswa wajib senam pagi dan itu jadi jam pelajaran pertama hari itu. Pas SMA ga ada sama sekali dan diganti Jumat bersih alias bersih-bersih rumput sekitar kelas. Zaman kuliah? Wah, jangan ditanya. Zaman ini lebih statis lagi gerakan tubuh saya. Perbedaan itu kerasa banget di pribadi saya, yang tadinya enerjik jadi pendiam, prestasi yang tadinya kenceng jadi lumayan kendur. Apa karena saya kurang gerak, kurang olahraga? Bisa jadi. Asupan oksigen ke otak yang tadinya lancar mungkin jadi tersendat karena kestatisan badan saya.

Oleh karena itu saya berniat untuk memulai lagi olahraga di kehidupan saya yang baru nanti. Dan senam adalah pilihan paling ideal untuk emak-emak rempong ini yang selalu dibuntuti dua bocah kemana pergi. Ya, senam di rumah. Download di internet, setel di tv, dan selamat berkeringat maak!

Bikin resolusi 2018, yuk! 
 
 
 
 


Resolusi Sukses = Niat Kuat + Badan Sehat

Tiga tahun belakangan saya mengidap osteoarthritis (OA) atau radang sendi. Mau duduk dari posisi berdiri itu sakitnya minta ampun, bangkit dari posisi duduk di lantai itu nyerinya luar biasa, badan baru bangun tidur tapi rasanya kaya badan yang baru dipakai kerja seharian, remuk redam. Itu sebagian gambaran kondisi pengidap OA. Saya yang baru berusia 20-an tetiba merasa lebih tua dari orang tua saya. Jangankan mau bikin resolusi atau target harian, menjalankan yang di depan mata aja sungguh perjuangan yang berat. Tapi itu dulu sebelum saya mengatur pola makan. Bersyukur  sekali sekarang perlahan OA saya berkurang -walau terkadang masih saja kumat-.

 

Kondisi badan mempengaruhi produktivitas, itulah yang saya yakini. Betapa lebih produktifnya saya sekarang dibanding beberapa tahun lalu kala masih terkungkung dalam OA. Maka, saya ingin sekali menjaganya agar tidak terpuruk seperti beberapa tahun lalu. Menumbuhkan kebiasaan baik, itu inti dari resolusi 2018 saya. Kebiasaan baik untuk ruhiyah saya (ibadah), otak saya (membaca menulis), dan badan saya (senam). Karena jantungnya keluarga adalah si ibu, ibu bahagia maka suami dan anak-anak akan tertular bahagia, ibunya sehat jiwa raga maka suami dan anak-anak akan terjaga, dan labegitu pua sebaliknya.

Khusus untuk menjaga kesehatan badan, selain olahraga nampaknya saya perlu mengonsumsi suplemen yang berkaitan dengan medical record saya. Setelah saya membaca beberapa referensi saya menjatuhkan pada Theragran-M.

Theragran-M adalah suplemen yang berisi multivitamin dan mineral essensial, sangat cocok untuk membantu proses pemulihan saya. Suplemen ini berupa tablet salut gula, jadi kalo diminum serasa makan permen, hihi. Cocok kan buat yang lagi sakit karena biasanya lidah ikutan “sakit” juga.

Vitamin B kompleks yang terkandung di dalamnya cukup untuk membantu menjaga imunitas tubuh dan menjaga agar badan tidak terlalu lelah. Emak-emak seterong wajib tau manfaat vitamin ini ya. Vitamin C untuk kekebalan tubuh apalagi di musim hujan sekarang apalagi cuaca sering ga bisa ditebak, kadang siang panas banget eh tetiba aja mendung hitam datang dan langsung hujan deras berangin kencang. Jadi jaga imunitas juga ya, karena konon katanya emak ga boleh sakit, kalo sakit pun ga boleh kelamaan, kudu seterong mah pokok na yak *kisshug. Vitamin D yang terkenal dengan vitamin tulang bersimbiosis mutualisme dengan kalsium. Apalagi menurut penelitian perempuan lebih rentan kehilangan vitamin D dan kalsium karena pendarahan setiap bulan, yang artinya badan perempuan lebih mudah terkena penyakit osteoporosis alias tulang rapuh. Mineral Magnesium yang fungsinya menanggulangi depresi dan kekurangan magnesium otomatis mudah terkena depresi. Dan mineral-mineral penting lainnya seperti Zinc, Zat Besi, Mangan, yang bertugas sebagai antioksidan tambahan yang akan membantu antioksidan alami tubuh. Dengan berbagai kandungan baik di dalam Theragran-M (yang diimbangi pula dengan pola makan serta pola hidup yang sehat) akan bersinergis dengan niat yang kuat, semoga resolusi 2018 yang kita buat akan semakin mudah diraih.

Kata orang, gagal merencanakan = merencanakan kegagalan, berarti sukses merencanakan = merencanakan kesuksesan. Jadi, ayo kita buat resolusi 2018 dengan sebaik mungkin. Bukankah Tuhan sesuai persepsi hamba-Nya?

 
Resolusi sukses = niat kuat + badan sehat
 

Jika beberapa tahun lalu terlewati dengan kondisi kurang baik, banyak review yang harus dibenahi di sana-sini, maka untuk “2017 “saya ucapkan terimakasih banyak karena telah menandai kebangkitan saya. Dan untuk “2018” dan selanjutnya semoga bisa menjadi manusia yang jauh lebih baik lagi dengan segala review dan resolusi yang sudah disusun. Aamiin!

2018 is coming, it’s my turn!

 No, it’s our turn! 😉

 

 
 
 
 
 
Referensi tulisan:
1. https://theragran.co.id
2. https://kbbi.kemendikbud.go.id
3. http://pengusahamuslim.com/3257-tips-membuat-resolusi-1733.html

Referensi gambar:
1. http://pixabay.com
2. dokumen pribadi

 
Note: Artikel ini diikutsertakan dalam lomba blog yang diselenggarakan oleh Blogger Perempuan Network dan Theragran-M
 
 
 

 

0 thoughts on “2018 Is Coming: It’s My Turn”

  1. Wah mba fika hebat bgt jadwal update blognya ituu buat resolusi. Eny baru asal tiap bulan update paling gk seminggu sekali hhoo…

    mind map eny waktu masih smk suka bikin karena tugas. Dan itu efektif banget buat buka pemikiran baru plus ide2 hhi

    Reply
  2. Wah dari sekian resolusi mba sih hampir sama dengan resolusi yang pengen aku terapkan.

    Misal trip, aku juga pengen ngetrip di tahun 2018 nanti tapi harus rajin nabung juga 😂😂😂😂

    Dan rajin olahraga, aku tipe orang yang masih malas olahraga hiks.

    Semoga apapun resolusi kita dapat tercapai ya tahun depan, ya minimal keberhasilannya 80% hahaha.

    Reply
  3. Waah… Kurang lebih mirip nih, intinya 2018 fokus ke ibadah, produktivitas sama kesehatan. Semoga kita bisa mewujudkan semua resolusi kita ya mbaaak… Semangat semangat ^^

    Reply
  4. Yeaahh trip, ayo tahun depan liburan. Hihi sesekali kita juga perlu jalan keluar pulau biar ga jenuh. Ya kan. Hehe

    Btw, aku suka deh liat DIY mbak Fika, rajin amat bikin DIY nya. Hihi

    Reply
  5. Saya tim biru-putih-biru (langit dan laut maksudnya ahahaha).

    gak cuma perusahaan aja pake konsep be SMART saat bikin rencana kerja tahunan, kita juga kalau bikin resolusi pakai konsep itu 🙂 Nice sharing mba

    Reply
  6. Sebentar lagi tahun berganti ya. Aku setuju banget bener bener ga kerasa tiba tiba waktu udah berganti aja. Jadi mikir apa yanh udah dilakukan samoai sekarang

    Reply

Leave a Comment