BLANTERWISDOM101

Jenuh #DiRumahAja? Ini 6 Kiat Tetap Positif Selama Karantina

Kamis, 07 Mei 2020

 Tidak terasa kita sudah hampir di pertengahan tahun. Tahun 2020, selain punya angka yang cantik ternyata menyimpan kenangan yang tidak akan terlupakan seumur hidup oleh seluruh manusia di muka bumi ini tanpa terkecuali. Tahun ini memang penuh kejutan yang sayangnya tidak menyenangkan. Makhluk mikroskopik jenis baru telah menyebarkan ketakutan di seluruh penjuru dunia membuat semuanya jadi terasa berbeda. Perekonomian, sosial, kesehatan, bahkan kegiatan keagamaan terkena imbasnya.

Awas Harus, Was-was Jangan

Cemas dan panik di awal, sampai orang-orang berbondong-bondong memburu masker medis, hand sanitizer, cairan desinfektan, alkohol, sampai empon-empon, whatever yang diyakini bisa melindungi diri dari virus baru tersebut. Ditambah setiap hari melihat berita kenaikan jumlah pasien dan belum ditemukannya anti-virusnya, membuat kecemasan datang bertubi-tubi tanpa jeda.

Lelah? Jelas. Stress? sudah pasti. Tapi, apa kita tidak sayang dengan antibodi tubuh –yang mana akan berkurang drastis jika si empu tubuh tidak bisa kelola stress dengan baik?

Iya, kita punya antibodi yang harus dijaga loh. Karena saat ini, satu-satunya yang mengalahkan si virus adalah antibodi kita. Alkohol, hand sanitizer, desinfketan itu sebenarnya hanya membuat si virus inaktif. Begitu yang pernah saya dengar dari salah satu dosen biologi di IPB.

Stay Positive dan Imunitas

Sedikit membahas tentang antibodi, yuk! Mungkin di antara kita hanya pernah mendengar selintas. Dikutip dari website alodokter.com, antibodi adalah protein yang dihasilkan oleh sel darah putih untuk melawan virus, bakteri, dan racun. Antibodi bekerja secara spesifik dengan menempelkan diri pada antigen (benda asing dalam tubuh yang dicurigai sebagai ancaman oleh sistem pertahanan tubuh).

Antibodi ini bisa kuat dan bisa lemah, tergantung perlakuan kita. Di antara yang membuatnya melemah adalah; kurang tidur, terlalu banyak asupan gula, dan juga stress. Profesor Ali Khomsan, ahli gizi dari IPB mengatakan bahwa saat tubuh stress tubuh kita akan boros gizi, termasuk vitamin C, sedangkan vitamin C adalah imuun booster tubuh.

Masih mengutip dari alodokter.com, ketika kita sedang stres, kelenjar adrenal akan memproduksi hormon adrenalin dan kortisol dalam jumlah banyak, dengan tujuan meningkatkan kadar glukosa dalam darah dan meningkatkan penggunaan glukosa oleh otak. Pada saat pelepasan hormon kortisol juga akan menurunkan kinerja beberapa organ tubuh, seperti sistem pencernaan, sistem reproduksi, dan proses pertumbuhan. Tidak hanya itu, sistem kekebalan tubuh dan bagian otak yang mengontrol suasana hati, rasa takut, motivasi, dan siklus tidur juga akan terpengaruh oleh kerja kedua hormon tersebut.

Nah, justru stress dan panik berlebih membuat sistem pertahahan badan menurun sebelum berperang, kan? Jadi, yuk kita buat antibodi kita kuat.

Bagaimana menjaga antibodi atau imunitas supaya tetap sehat? Psikolog Wiene Dewi dari Himpunan Psikologi mengatakan bahwa menjaga imunitas salah satunya dengan positive mindset dan healthy life. Dua hal tersebut adalah penjaga imunitas kita yang nantinya imunitas tadi yang akan menjaga kita. Jadi, seperti sebuah circle. Dan yang menentukan circle itu baik atau jelek adalah kita sendiri.

Seperti yang dikutip dari alodokter.com di atas bahwa kondisi stress memicu pelepasan hormon adrenalin dan kortisol, maka sebaliknya positive mindset akan menekan kehadiran kedua hormon tersebut. Di saat yang sama tubuh akan mengeluarkan hormon endorfin atau biasa disebut hormon kebahagiaan. Hormon tersebut tidak hanya menjaga glukosa dalam darah tetap stabil, tapi juga sistem pencernaan, sistem reproduksi, proses pertumbuhan, dan sistem kekebalan tubuh.

Kata orang bijak, keadaan yang buruk (tidak sesuai ekspektasi) seringkali memaksa orang untuk mengambil pelajaran hidup. Maka, pelajaran hidup yang bisa diambil dari situasi pandemi saat ini adalah: belajar untuk berpikiran positif dan hidup sehat. 

Seperti yang kita tahu bahwa pandemi ini menyebabkan kita harus mengkarantina diri sendiri dengan tujuan memutus rantai penyebaran virus. Hei, sudah berapa lama kita #DiRumahAja? Ga terasa sudah 2 bulan, loh! Awalnya pasti ada rasa bosan karena keseharian kita adalah makhluk sosial yang perlu interaksi. Namun, jika kita pikirkan lagi, kita bisa koq memaksimalkan kegiatan di rumah untuk menghempaskan rasa jenuh.

Kiat Tetap Positif Selama Karantina

Kalau boleh sharing, ada beberapa cara yang sudah saya jalani selama masa karantina mandiri yang membuat saya merasa lebih baik saat #DiRumahAja.

stay positif with emeron latifika.com

Saya sendiri selama ini memang membatasi informasi yang masuk terkait virus ini. Saya justru lebih concern dengan artikel “bagaimana menjaga kekebalan tubuh”. Beberapa berita tentang perkembangan si virus juga tetap saya ikuti, namun hanya dari sumber yang terpercaya, tidak menelan mentah-mentah semua berita yang bertebaran di media sosial. 

Memang, pada pada faktanya pagebluk ini diakibatkan oleh virus jenis baru yang pintar bermutasi. Namun, tanpa melonggarkan kewaspadaan, kita juga tetap berhak stay positive thinking untuk kebaikan tubuh kita. Jangan panik, lakukan physical distancing, isolasi di rumah, dan jalankan gaya hidup sehat dan jangan lupa berdoa agar pandemi ini cepat berlalu.

stay positif with emeron latifika.com

Deep breathing atau pernafasan dalam bermanfaat untuk menghirup oksigen sebanyak-banyaknya lewat hidung, mengisinya ke paru-paru dan otak agar dapat bekerja lebih optimal, kemudian melepaskan perlahan lewat mulut. Lebih baik jika udara sekitar masih bersih dan segar karena otak yang kekurangan oksigen akan mudah stress.

Dreep breathing ini sangat mudah dilakukan di mana saja kapan saja, jadi lakukan saja sering-sering untuk memberi asupan otak oksigen untuk menekan stress. Metode ini saya dapatkan dari pelopor Naturophaty di Indonesia, Ibu Debby Jean lewat akun Instagramnya. 

Selama masa karantina, berat badan rentan bertambah. Padahal pola makan berlebih dan obesitas akan mengakibatkan imunitas menurun. Maka, imbangi dengan kegiatan berintensitas tinggi, seperti workout.

[caption id="attachment_1602" align="aligncenter" width="230"]stay positif with emeron latifika.com Aplikasi workout yang saya pakai[/caption]

Workout atau latihan otot di rumah, biasa saya lakukan dengan menggunakan aplikasi di PlayStore. Di sana banyak sekali tersedia aplikasi untuk workout tanpa perlu alat. Cukup latihan 12 - 15 menit dan keringat akan membasahi sekujur tubuh. Yes, workout itu salah satu cara pengalih stress dari otak ke otot. Jadi hormon "stress" kortisol yang akan dipakai oleh otak akan dialihfungsikan ke otot. Selain sebagai pengalih stress, workout juga membuat aliran darah lebih lancar dan akhirnya sirkulasi oksigen di setiap sel menjadi lebih baik.

Apalagi jika dilakukan di udara terbuka dan terkena sinar matahari pagi yang sudah mulai hangat. Triple manfaat, karena ditambah fakta bahwa sinar matahari ternyata mampu merangsang tubuh mengeluarkan hormon serotonin, salah satu hormon pemberi rasa bahagia.

tetap positif bersama emeron

Apa beda keduanya? Ada yang berpendapat kalau hobi adalah pekerjaan yang kita sukai dan we spend money for it, tetapi jika passion adalah pekerjaan yang kita sukai and we're paid for it. Keduanya sama-sama menyenangkan karena dilakukan sesuai bakat dan atau minat kita. 

Selama masa karantina saya mulai melakukan hobi bertanam lagi, sesuatu yang sebelumnya jarang dilakukan karena kesibukan. Saya mulai dengan menanam tanaman sayur-sayuran yang sering dipakai di dapur, mulai dari lombok, daun seledri, daun bawang, tanaman kelor, pokcoy. stay positif with emeron latifika.com

Selain itu, masa karantina juga seperti memberi kesempatan saya menghabiskan novel yang sebelumnya saya tunda-tunda untuk dihabiskan karena tidak ada kesempatan. stay positif with emeron latifika.com

In the other hand, selama masa pandemi ini skill saya di dunia blogging juga ada kemajuan. Saya semakin rajin mengikuti lomba, mengasah skill desain grafis, belajar SEO on dan off page, dan ide-ide menulis yang banyak berkeliaran di kepala, membuat saya bahkan kurang waktu untuk mengeksekusi semuanya. Bersyukur, hal ini menjadi salah satu alasan  #dirumahaja tidak ada istilah mati gaya. 

[caption id="attachment_1692" align="aligncenter" width="300"]Tetap positif bersama emeron Selain nulis, ngeblog juga tentang SEO dan artistik[/caption]

 

stay positif with emeron latifika.com

FYI, saya mempunyai anak dengan kebutuhan khusus, lebih tepatnya punya gangguan pemusatan perhatian dan berakibat pada speech delayed. Anak bungsu saya sebelumnya terapi di sebuah klinik tumbuh kembang. Namun, praktis sejak 2 bulan lalu tidak pernah terapi lagi karena himbauan karantina. Awalnya saya berpikir bakal ada kemunduran karena absen terapi. Tetapi, yang kami rasakan justru berbeda.

Sejak kami #dirumahaja saya mendapati peningkatan kosakata dan pemahaman si bungsu. Kontak mata yang dulu sangat jarang terjadi sekarang sudah lumayan banyak muncul. Waktu bersama anak yang semakin bertambah tanpa distraksi antar jemput sekolah membuat bonding kami semakin dekat. Terutama kepada si bungsu, saya merasa komunikasi kami semakin baik. Tak lupa pelukan dan ciuman yang semakin intens selama masa karantina menjadikan bonding kami semakin baik.

Parah ahli menyarankan pelukan 12x sehari untuk hidup yang lebih sehat, baik secara psikologi maupun ragawi, karena menurut penelitian ternyata memeluk akan mengeluarkan hormon oksitosin atau hormon cinta. Seperti halnya serotonin dan dopamin, oksitosin juga bisa memberikan rasa bahagia dan sekaligus menekan stress.

[caption id="attachment_1658" align="aligncenter" width="300"]tetap positif bersama emeron latifika.com Menjadi terapis, guru, dan teman bermain anak[/caption]

Selain itu, sejak kakaknya sekolah di rumah mereka sering bermain bersama; sembunyi-sembunyian, balok-balokan, mewarnai, bermain peran, dll. Kegiatan bermain bersama itu semakin meningkat saat karantina. Bersyukur, ada peningkatan pada kemampuan sosial, peniruan suara, komunikasi dua arah sudah mulai dipahami. 

Selain itu, sebagai IRT tentu saja waktu bermain dengan anak semakin banyak karena tidak ada lagi kegiatan antar jemput sekolah kakak. Kami bertiga di rumah bermain, belajar, mengerjakan pekerjaan rumah bersama-sama --dalam rangka mengajarkan kemandirian kepada mereka.

stay positif with emeron latifika.com

Dalam situasi tak menentu seperti sekarang ini jujur, saya sedikit banyak terbawa stress. Setelah diredakan, muncul lagi, kemudian reda, muncul lagi. Banyak hal yang membuat mau tidak mau pikiran jadi terbebani. 

Pada masa-masa sekarang orang yang sudah susah akan semakin susah dan belum lagi kemunculan orang-orang susah yang baru. Ada yang karena kredit macet, usaha bangkrut, kang ojek yang sepi langganan, dll. 

Untuk kita yang masih diberi rezeki mungkin bisa membantu sedikit orang-orang tersebut. Tidak perlu banyak, cukup semampu kita. Kata orang, harta bila dibagi bukan makin sedikit, tapi semakin bertambah. Bertambah di sini tidak melulu soal jumlah, tapi juga kebaikan. Harta yang bertambah kebaikannya tidak akan membebani pemiliknya dengan sifat kikir, harta yang bertambah kebaikannya tidak akan membuat orang lain iri dengki.

Bukan ingin pamer, tapi nyatanya hal tersebut kami rasakan setidaknya sejak pandemi ini. Ya, karena berbagi kebaikan sejatinya adalah obat.

Bahkan soal ini sudah ada penelitiannya loh, Teman. Tahun 2017, sekelompok peneliti dari Universitas Zurich, Swiss, mengadakan penelitian kepada 25 orang kelompok eksperimental dan 25 orang kelompok terkontrol. Masing-masing kelompok, masing-masing orang-orangnya diberikan uang 25 Franc Swiss. Kelompok eksperimental diminta untuk menghabiskan uang dengan cara memberi hadiah kepada orang lain. Sedangkan kelompok terkontrol diminta untuk menghabiskan uang untuk keperluannya sendiri. 

Penelitian yang melibatkan pemindai otak ini mendapatkan bahwa syaraf otak di bagian temporo parietal junction dan ventral striatum -- bagian otak yang diasosiakan dengan rasa bahagia dan empati, lebih aktif terlihat pada kelompok eksperimental dibanding kelompok terkontrol.stay positif with emeron latifika.com

Ya, ternyata kebaikan itu makin dibagi makin bahagia, karena sejatinya kebaikan adalah obat.

stay positif with emeron latifika.com

Selama masa karantina ini adalah waktu yang tepat untuk mengoptimalkan perawatan diri. Saya sudah sejak 3 tahun lalu belajar tentang skincare. Dari basic sampai advance sudah pernah dijalani. Perubahan kulit wajah semakin terasa. Yang dulunya saat kuliah dekil, kusam, sekarang mulai cerah dan lebih sehat. Mulai dari pembersih wajah tingkat 2, toner hidrasi, pelembab, serum, essence, sheet mask, sunscreen, semua sudah pernah diusahakan. Ternyata merawat wajah itu menambah kepercayan diri ya. Saya yang dulunya introvert bahkan untuk bersuara di grup WhatsApp saja enggan, sekarang sudah mulai percaya diri meramaikan grup bahkan pernah sharing terkait skincare kepada teman-teman yang belum mengenal perawatan wajah.

Tidak lupa, badan pun secara berkala dilulur untuk membantu pengelupasan sel kulit mati.Wah, kalau sudah selesai luluran badan rasanya enteng banget. Kulit juga jadi lebih cerah. 

Namun, suatu hari suami berceletuk, "Coba itu rambutnya dirawat juga".

Lempeng aja sih sebenarnya dia ngomong, singkat aja kalimatnya, tapi entah kenapa yang diterima kepala saya jadi begini "Beli skincare terus, wajah terus yang dirawat, coba liat tu rambutnya. Udah megar-megar kayak rambut singa".

Hahahaha, memang istri baperan. Padahal kalau dipikirkan pakai tanpa baper, suami cuma mau bilang "Coba beli haircare juga, biar ga cuman skincare-an aja".

Sejak saat itu, Teman, saya mulai mencari list haircare yang recomended demi suami rambut yang dibilang ga terawat ini. Hahahaha, baper lagi.

 

Emeron Hair Care Complete, Teman Selama #DiRumahAja

Salah satu produk perawatan rambut yang sudah saya coba adalah Emeron. Tidak hanya 1 jenis tapi sekaligus 3 yang memang ada variannya "Hair Care Complete". 

FYI Teman, Emeron Hair Care Complete ini punya 3 varian yang masing-masing variannya punya 3 produk; shampo, conditioner, dan vitamin rambut. Dan 3 varian tersebut adalah; Black Shine, Soft & Smooth, dan Damage Care.

[caption id="attachment_1606" align="aligncenter" width="300"]stay positif with emeron latifika.com Sumber: emeron.com[/caption]

 

Fungsi Shampo, Conditioner, dan Vitamin Rambut

Buat rambut aja koq ribet banget sih.

Eh, jangan salah, dulu waktu belum kenalan sama skincare --cuman bekal cuci muka sama bedakan, saya juga sempat menganggap ribet orang-orang yang memakai skincare. Sampai akhirnya ilmu tersebut sampai kepada saya bahwa: mencuci muka itu menghilangkan sebum alami wajah dan membuat pH wajah terlalu basa, bahwa untuk mengembalikan pH wajah perlu toner hidrasi untuk mencegah dehidrasi kulit karena proses cuci muka, bahwa moisturizer diperlukan untuk mengunci kelembaban wajah, dan bahwa sunscreen adalah salah satu anti aging terbaik.

Dan masih banyak lagi.

Naah, sama seperti wajah, rambut pun juga mengalami kondisi seperti itu. Shampo yang kita pakai memang benar bisa untuk membersihkan kotoran, namun jangan lupa pada prosesnya ada sebum rambut ikut terkikis. Maka setelahnya kita perlu menambahkan conditioner untuk menjaga kelembaban rambut.

[caption id="attachment_1616" align="aligncenter" width="300"] Sumber: emeron.com[/caption]

Kapan penggunaan conditioner yang benar? Menurut sumber, ternyata conditioner dipakai setelah membilas rambut dari shampo. Setelah rambut dikeringkan dengan handuk, dalam keadaan basah tapi tidak banyak air, oleskan conditioner dan diamkan beberapa menit, kemudian bilas dengan air dan keringkan lagi.

Conditoner bermanfaat untuk mengembalikan kelembaban rambut yang hilang karena minyak alami rambut ikut terbuang saat bershampo. Tanpa minyak alami itu rambut kita akan kering kerontang karena dehidrasi, akibatnya rambut menjadi megar dan susah diatur. Penggunaan conditioner juga disarankan dari ujung rambut sampai maksimal pangkal rambut tanpa mengenai kulit kepala karena akan membuat rambut semakin berminyak.

Loh, jadi kulit kepala ga dinutrisi donk? Padahal di sana ada akar rambut yang jadi penentu rambut yang akan keluar nanti sehat atau tidak.

Eits, jangan khawatir. Kita masih punya vitamin rambut. Vitamin rambut biasa dikemas dalam strip berisi 6-9 kapsul gel. Cara pakainya cukup oleskan minyaknya ke kulit kepala sambil dipijit dengan lembut agar meresap masuk. 

Naah, sekarang paham kan kenapa merawat rambut ga cukup dengan shampo-an?

stay positif with emeron latifika.com

 

Pengalaman memakai Emeron Complete Hair Care Black Shine

tetap positif bersama emeron latifika.com

 

Akhirnya, keinginan suami keturutan juga melihat istrinya akhirnya memakai hair care. Jadi, sekarang ritual saya ga cuma shampo-an aja tapi juga  sepaket dengan conditioner-an dan oles vitamin rambut. Ternyata memang berbeda ya hasilnya antara yang cuman shampo-an aja sama yang pakai perawatan lengkap.

Yang jelas saya rasakan adalah rambut jadi hitam pekat (sebelumnya hitam tapi kurang pekat), lembab (sebelumnya kering dan terbang-terbang), berkurang rontoknya (sebelumnya setiap sisir selalu banyak helai yang tersangkut, sekarang sudah berkurang signifikan, padahal bukan produk hair fall treatment). Pokoknya berasa sekali rambut jadi lebih sehat karena ternutrisi.

stay positif with emeron latifika.com

Saya menebak masalah rambut saya sebelumnya memang karena keratin rambut yang terkikis saat shampo-an tidak berusaha dikembalikan lagi, baik dengan conditioner maupun vitamin rambut, sehingga kering, mudah rapuh, dan megar. 

Siapa sih yang tidak kenal Emeron? Produk yang sudah ada sejak 1982 ini sekarang masih terus eksis dengan inovasi rangkaian produk-produk terbarunya. Ditambah sekarang Emeron sudah terdaftar di MUI membuat saya tidak ragu lagi untuk memakainya

stay positif with emeron latifika.com

Jadi,

Seperti itulah kiat-kiat saya untuk tetap positif selama menjalani masa karantina. Memang pandemi ini membuat tahun ini penuh dengan kejutan yang sangat tidak menyenangkan, namun selama kita memandang dari sisi yang lain pasti ada hikmah di baliknya. Coba #DengarkanHatimu dan temukan kebaikan-kebaikan yang bisa menguatkan diri kita yang membuat #DiRumahAja jadi lebih semangat. 

 

Sumber:

  • http://emeronhaircare.com
  • http://emeron.com.my/
  • https://www.wikipedia.com
  • https://www.alodokter.com/memahami-jenis-dan-fungsi-tes-antibodi
  • https://tirto.id/panik-stres-bisa-picu-turunnya-daya-tahan-tubuh-saat-wabah-corona-eGdA
  • https://www.republika.co.id/berita/gaya-hidup/parenting/17/07/19/otaxin383-hasil-penelitian-berbuat-baik-bisa-memunculkan-rasa-bahagia
  • Infografis by latifika.com

 

 

 

 

 

Share This :

0 komentar