InstagramYouTube

Rasio Emas dan Romantisme Tuhan

Assalamu’alaikum….

Februari ini FBB (Female Blogger of Banjarmasin) mengadakan kembali blog collab dan tema kali ini adalah “kisah romantis”.

Hei, mungkin tulisan saya agak berbeda dengan yang lain. Saya tidak akan menuliskan kata-kata romantis tentang “he and I” karena saya sudah pernah menggurat kenangan di postingan sebelumnya.

Baca juga How I Met My Soulmate

Eh, ga usah dibaca ya, Nanti saya malu, hahaha *minta dikeplak

Jadi…..

saya putuskan kali ini untuk menulis kisah romantis yang lain, greater than mine before.

Even be the greatest in the universe.

 

Rasio Emas, Apa Itu?

Ok, sebelum ke rasio emas saya mau memperkenalkan kalian dengan Fibonacci dulu. Fibonacci adalah sebuah deret angka yang ditemukan oleh ilmuwan Italia bernama Leonardo da Pisa, anaknya Bonacci atau dikenal dengan Fibonacci (dari kata  fillus Bonacci) dalam karyanya mengenai populasi kelinci.

Mari kita cari tau tentang karya Fibonacci – yang setelahnya menguak banyak misteri alam- berikut;

Di suatu wilayah ada sepasang kelinci, jantan dan betina, masing-masing tidak dapat bereproduksi dalam sebulan pertama. Bulan kedua mereka kawin dan pada bulan ketiga betina melahirkan sepasang kelinci, jantan dan betina, sehingga ada 2 pasang kelinci sekarang. Bulan keempat,  ibu kelinci melahirkan sepasang lagi, kini ada 3 pasang kelinci.

Pada bulan kelima,  ibu kelinci melahirkan sepasang lagi, sementara anak kelinci betina yang lahir pertama melahirkan pasangan kelinci pertamanya. Ada berapa sekarang kelincinya? Ya, ada 5 pasang kelinci. Begitu seterusnya.

Jika diasumsikan tidak ada kelinci yang mati maka deretnya akan membentuk pola seperti di bawah ini;
1,1,2,3,5,8,13,21,34,55,89,144,233,377,dst
 
Ya, itulah deret angka Fibonacci. Perhatikan sekali lagi polanya.

Have you get the key? Yup, deretnya terbentuk dari penjumlahan dua angka sebelumnya. 

 
1,1,(1+1),(1+2),(2+3),(3+5),(5+8),(13+21),dst
 
Cuma deret angka? Apa spesialnya?

Deret tersebut mempunyai rasio yang sama, tepatnya setelah deret ke 5. Jika kalian mau sedikit bersusah payah mengambil kalkulator, kalian akan membuktikan bahwa deret tersebut akan menghasilkan perbandingan 1.6 dengan membagi angka yang berdekatan.

5/3, 8/5, 13/8, 21/13, 34/21, 55/34, dst

1.6 bukan hasilnya?? Ya, 1.6

Sebenarnya, kalo mau menghitung sampai nilai yang lebih tinggi lagi akan didapatkan pendekatan yang lebih akurat lagi, yaitu 1.618. Inilah yang kemudian diambil menjadi nilai tetapan untuk phi (Ø)

 
Haloo anak Fisika keguruan *kawaikawai Ternyata dari sini loh konstanta phi bermula, kita taunya nurunin rumus doank sih ya, ga tau filosofinya apalagi aplikasinya *eh (terus aku ditoyor temen-temen kuliah *LoL 😂) 
 
Ternyata deret yang berasal dari perhitungan populasi kelinci tersebut tidak hanya digunakan untuk memprediksi anakan kelinci. Tapi, lebih dari itu.
 
Ini deret emas, rasio emas, tanda Illahi, tanda romantisme Tuhan sekalian alam.

Rasio Emas di Alam Sekitar

1. Tumbuhan
 
Ada banyak sekali “aplikasi” dari deret Fibonacci atau rasio emas di alam sekitar. Tumbuhan dan hewan salah satunya. Tentu, tumbuhan dan hewan tidak tahu menahu urusan Fibonacci atau sengaja bertumbuh dengan deret emas, kan?? Tapi, sungguh mereka semua tumbuh teratur seperti sudah dipola. 
 
 
Awalnya hanya satu batang pohon. Kemudian tumbuh membentuk cabang dan menghasilkan 2 titik tumbuh cabang baru. Batang pohon pertama kemudian membentuk cabang lainnya, menghasilkan 3 titik tumbuh, dan batang yang lain menghasilkan 2 lagi sehingga menjadi 5, begitu seterusnya.
Bunga-bunga juga seperti itu. Bunga tumbuh dengan “mengambil” salah satu angka di deret Fibonacci. Gambar di bawah menunjukkan jumlah mahkota bunga 1: bunga lili putih.  Jumlah mahkota bunga 2: euphorbia. Jumlah mahkota bunga 3: trilium. Jumlah mahkota bunga 5: columbine. Jumlah bunga 8: tapak darah.  Jumlah mahkota bunga 13: black-eye Susan. Jumlah mahkota bunga 21: aster

Diambil dari kompasiana.com yang ditulis oleh Siti Muawwanah
 
Ternyata setelah diteliti pola bertumbuh seperti itu adalah cara terefisien tumbuhan untuk berkembang. Dengan susunan cabang, pertumbuhan daun, dan juga pola kelopak bunga seperti itu membuat ruang maksimun untuk tumbuh karena menerima cahaya matahari yang optimal. 

Adalagi tumbuhan dengan pola Fibonacci. Yaitu bunga matahari. Susunan biji bunga matahari yang berbentuk spiral juga mengikuti deret emas ini.

Spiral kiri berjumlah 21, spiral kanan berjumlah 34
Sumber: Ardiyansyah.com 

Bunga matahari disebut-sebut sebagai contoh terbaik dari deret Fibonacci karena mempunyai dua deret berdekatan, yaitu 21 dan 34. Selain biji bunga matahari, pola serupa juga ada pada pucuk pohon pinus, kol, dan nanas.

2. Hewan

Deret Fibonacci juga terdapat pada spiral cangkang hewan mollusca, seperti siput dan kerang laut.

Selain pada mollusca, spiral dengan rasio emas juga ada pada tanduk hewan seperti kambing gunung.

3. Manusia

Jika hewan dan tumbuhan saja memiliki deret Fibonacci apalagi manusia yang tubuhnya sempurna. Sekarang siapkan penggaris dan coba ukur panjang-panjang anggota tubuhmu. 

Panjang tangan / panjang bahu – siku = 1.618

Panjang wajah / lebar wajah = 1.618

Panjang wajah / panjang dahi – hidung = 1.618

Panjang antara mulut – dagu / panjang antara mulut –  hidung = 1.618

Panjang mulut / lebar hidung = 1.618

Lebar hidung / jarak antara lubang hidung = 1.618

 


Mungkin dari kalian ada yang mencoba mengukur dan ga selalu pas dapat angka pembagiannya 1.618. Tapi, pasti ga jauh-jauh dari situ. 

Konon katanya, mahakarya maestro-maestro dunia memakai deret emas di dalamnya. Misal; lukisan Monalisa yang tiap jengkal presisinya berdasarkan deret emas.

Selain anggota tubuh bagian luar, organ bagian dalam kita ada juga yang mempunya pola rasio emas ini. Salah satunya adalah bronkiolus atau cabang di paru-paru. Tapi, saya sudah cukup ngos-ngosan untuk nulis ini semua 😅. 

Ok, mungkin sampai di sini saja ya tulisan saya. Walaupun pendek, tapi percayalah nulis ini butuh waktu berhari-hari 😅.

Ngg, nganu buk, sisi romantisnya dimana ya? 

Sisi romantisnya adalah saat saya menyentuh badan suami saya untuk mengukur ruas jari-jarinya, proporsi wajahnya, dan anggota badan yang lain.  Romantis kan itu? Hahaha *terus ditimpuk bantal sama jomblowati

Kidding ya sis…

(Ok, yang ini serius) 

Romantisnya adalah saat dimana kita mengetahui bahwa alam sekita kita semua hidup dalam keteraturan. 

Kita pasti ga bakal ngeh dengan ukuran tubuh kita yang diciptakan secara proporsional. Kita pasti ga bakal paham kenapa  tumbuhan harus bertunas seperti itu. Dan kita ga akan mau tau berapa banyak kemunculan tunas daun dalam setiap pertumbuhan. Kita ga sadar dan akan memperhatikan sampai kita tau ilmunya. Kita melihatnya mereka tumbuh secara acak tanpa pola, tapi ternyata tidak, alam berjalan teratur dan berpola.

Siapa yang membuatnya dalam keteraturan??

Sesungguhnya Alloh menciptakan segala sesuatu menurut ukuran 
(QS Al-Qomar; 49)
Oke, mungkin sampai di sini tulisan saya. Tumben agak berat ya, sesekali gpp kan? Daripada curcol terus, kan ya? 😅 Semoga ada manfaatnya ya main-main ke blog saya. Terima kasih sudah mampir. 
 
 

Next blogpost: 
Deret emas di dalam DNA, luar angkasa, dan Mekkah

***

Sumber referensi;

1. http://matematika-cahaya.blogspot.co.id/2014/03/fibonacci-dan-deret-fibonacci-dalam-alam
2. https://www.kompasiana.com/siti_muawanah

3. https://ardiyansyah.com/2014/06/kupas-tuntas-rasio-emas-rumus-terhebat.html

 

7 thoughts on “Rasio Emas dan Romantisme Tuhan”

  1. Fisika itu pelajaran yg aku paling susah mengerti, jd nilaiku jelek dan endingnya aku ngejudge bahwa aku tdk menyukai fisika. Karena itu aku selalu bilang kalo ahli fisika itu Daebakkk..dari sudut manapun kalian keren. Asli.. Bagi yg mendalami ilmu bumi,memang sang Khalik itu teramat sangat romantis.. Manis.. Dan indah

    Reply
  2. Wah ini info yg luar biasa Mbak Fika. Keren sekali alam yang sepertinya berantakan ini ternyata memiliki keteraturan yang rumit. Sebelumnya pernah tahu deret fibonacci ini dr anak2 arsitek krna bnyak dr mereka yang mengaplikasikan deret fibonacci utk karya unik mereka.

    Reply

Leave a Comment