InstagramYouTube

#FBBKolaborasi 5 Hal yang Berubah Setelah Menjadi Blogger

Assalamu’alaikum…..

As usual, our community, Female Blogger of Banjarmasin, tiap bulannya menyelenggarakan #FBBKolaborasi. And special for this month, tema besar yang diambil adalah tentang Hari Blogger Nasional which is celebrated at 27th October every year in our country.

(Bukan anak Jak-SelπŸ‘†ulun anak Kal-Sel πŸ˜‚)

Hari Blogger Nasional ternyata sudah dicanangkan sejak 2007 oleh menteri Komunikasi Informatika kala itu, Bapak Muhammad Nuh. 2007 artinya saya masih kelas 2 SMA ya, waktu itu jangankan kenal blog, ngerti email aja saya ga, muahahaha πŸ™ˆ.

Sebagai blogger newbie saya bener-bener baru tau ada yang namanya Hari Blogger Nasional loh. Ya, wajar aja karena saya mainnya kurang lama sih, terhitung dari 4 April 2017 berarti saya baru aja ngeblog sekitar 18 bulan lewat 6 hari. Masih piyik, masih minim prestasi, minim job pula *eh *keceplosan πŸ˜‚βœŒοΈ.

Nah, kali ini saya ingin menulis tentang apa saja perubahan yang saya rasakan ketika sudah menjadi blogger selama kurun waktu 1.5 tahun ini. Here we go….

1. Jadi lebih suka baca novel
Membaca adalah kebiasaan yang sempat hilang dari hidup saya. Membaca dalam artian megang buku ya, bukan membaca di gadget. Ketika menjadi blogger saya bertemu dengan beberapa blogger buku.  Melihat blio kayanya asyik banget menghabiskan novel saya koq jadi pengen. Akhirnya sekitar Juli 2017 ketika perekonomian keluarga juga mulai bangkit dari keterpurukan saya mulai merengek ke suami untuk dibelikan novel. Bagi saya rasanya ga puas kalo cuma menyewa, jadi saya tidak hanya ingin mengoleksi daftar buku yang sudah dibaca tapi bentuk fisiknya juga. Dan untuk penulisnya saya masih belum bisa move on dari karya-karya Tere Liye dan Hanum Rais. Adiktif. 
Kalo zaman masih sekolah sih bacaan saya seputar buku pelajaran aja dan itu kayanya jadi “makanan” saya banget, bener-bener dilahap (dulu sekolah masih menyenangkan ya, ga se-stress sekarang).

Nah, sekarang sudah jadi ibu masa iya harus baca buku pelajaran juga? Novel donk πŸ˜†. 

Walaupun cuma novel tapi manfaat yang saya rasakan banyak. Dari novel kita dapat pembelajaran hidup tanpa merasa digurui, memperkaya wawasan (jelas banget yang ini), kita juga bisa menambah kosakata, dan turut meningkatkan skill menulis secara tidak langsung. Dan saya paling suka baca novel yang membuat mulut saya terus membulat menyebut “Oooohh….. Ooooohhh!”, itu artinya akan banyak sekali pengetahuan baru yang saya dapat setelah ini. 
2. Printilan di meja rias bertambah 4x lipatπŸ˜‚βœŒοΈ
Once upon a time, in my mother-in-law’ home there are two wifes, beauty and the beast *nunjuk ipar then nunjuk hidung sendiri, huahahah. 

Sejak menikah saya bener-bener mengabaikan perawatan wajah, pakai krim pelembab cuma 1x setahun, sisanya wajah cuma dipoles bedak tabur dan lipstik kalo mau jalan ke luar. Alasannya karena saya sempat jijik ga suka kena olesan krim di wajah saya karena bawaan hamil anak pertama dan itu berlanjut sampai hampir 4 tahun lamanya.

Mungkin karena saya merasa cuma di rumah ya, ga kerja, ga bakal kena sinar matahari, ga kena udara berpolusi jadi merasa aman banget. Tapi ternyata saya salah banget! Setelah menjadi blogger saya banyak bertemu dengan beauty blogger dan banyak sekali belajar dari mereka.

Dan sekarang printilan saya nambah kira-lira 4x lipat gaesss….

2 tahun lalu isinya cuma bedak, 1 lipstik, sisir, dan parfum. Sekarang? 
Dulu cuma ada 4 item, sekarang kalo dihitung-hitung sudah nambah 4x lipat, dari skincare, make-up, sampai skincare bebikinan seperti pembersih wajah, toner, dan face mist. Dulu cuman punya 1 lipstik sekarang udah ada 6 dengan spesies berbeda (2 dikasih ipar). Sunscreen, serum, masker, toner, sampai concelear sekarang punya (tapi jangan dibandingkan sama punya beauty blogger ya, hihihi, jelas lah ini masih kalah banyak).

Dan di dalam blog ini saya mengabadikan rekam jejak perjalanan skincare saya dari nol hingga menjadi skincare-addict right nowπŸ’–.

> proyek inner skincare
> mulai kenalan sama pelembab
> naik tingkat ke perawatan anti aging
> mulai melirik perawatan mata
> the queen of skincare: sunscreen, it’s a must!

Ga hanya tentang skincare, saya juga mulai belajar tentang make-up natural 😢.

> belajar ngalis
> keracunan lip tint dan ombre lips

3. Pengetahuan makin luas
Ga dipungkiri efek dari menulis adalah membuat wawasan kita jadi bertambah. Apa sebab? Sebab ketika kita menulis ada beban moril bahwa yang kita tulis itu bukan sesuatu yang menyesatkan. Untuk itu kita, mau ga mau, harus melakukan “riset” (sekalipun kecil-kecilan) untuk memperkuat tulisan kita. Pokoknya kita akan berusaha semampu kita menyajikan tulisan berbobot di dalam “rumah” kita ini agar pembaca yang mampir mengambil faedah atas blog kita dan bagi si empunya tidak tertutup kemungkinan mendapat pahala jariyah. Ya kan?
Dan di sini saya berterima kasih banyak kepada FBB yang sudah mengadakan #FBBKolaborasi tiap bulan dengan mengambil tema besar yang cakupannya luas, dari nasional hingga internasional. Beberapa kali saya ikut meramaikannya dan ini beberapa tulisan saya di #FBBKolaborasi yang dilakukan dengan riset sepenuh hati;
> Tentang deret matematika Fibonacci yang ternyata ga cuman ada di buku Matematika tetapi juga ada di kelopak dan mahkota bunga, bahkan juga ada di setiap jengkal tubuh kita. Lengkapnya saya pernah saya tulis di sini….

> Juga tentang negara yang paling bahagia di dunia ada di sini

> Tak lupa perihal sejarah kebangkitan literasi suatu bangsa yang menjadi cikal bakal kemajuan teknologi masa depan pernah saya tulis di sini… 

4. Circle melebar

Sebagai orang dengan tipe introvert saya bukan orang yang pandai bersosialisasi. Di lingkungan-sekolah-anak saya termasuk wali murid yang hampir ga pernah kumpul-kumpul. Saya memang bukan tipe yang mudah melebur di mana saja, saya hanya bisa cocok dengan yang sepemikiran.

Nah, ketika menjadi blogger saya dituntut untuk “bertemu” dengan banyak orang yang tidak lain adalah para blogger itu sendiri. Dalam komunitas FBB saja macam-macam tipe orang ada di sana, apalagi dengan saling follow dan blog walking antara blogger se-Indonesia jadi makin luas lingkaran pertemanan saya.

Circle yang melebar juga membuat saya banyak mengamati kepribadian masing-masing orang. Apalagi pernah mengalami depresi paska lahir membuat saya sekarang lebih mudah berempati dengan orang, tidak mudah melemparkan judging sebelum mempelajari, dan punya banyak celah reframing untuk setiap hal. Alhasil sekarang kalo bicara sudah banyak filternya, walaupun sesekali masih kelihatan nge-gass πŸ™ŠπŸ™‡. Maaf ya Sis, kalo saya kadang ngomongnya masih ga enak didengar.

5. Mulai merasakan achievment

Jujur banget, awal ngeblog saya tujuannya bukan profit oriented apalagi to be famous. Saya ngeblog karena saya memang suka nulis. Saya intovert dan sama sekali bukan makhluk verbal tapi di sisi lain saya suka baca, bayangkan gimana numpuknya yang ada di kepala karena ga tau gimana caranya keluar? Alhasil saya tumpah-ruahkan semuanya lewat tulisan.

Saya juga sempat mengalami depresi paska lahir dan cara mengakhirinya adalah dengan self healing ala saya yang tak lain adalah menulis dan blog ini menjadi jalannya. Karena depresi itu juga menjadi ide tulisan yang kemarin saya ikutkan lomba dan Qodarullah menang. Lomba pertama yang mencatut nama saya sebagai salah satu pemenangnya, achievment pertama saya. Hmmm, it’s sound like “depresi membawa hikmah”, isn’t it? πŸ˜…

Selain itu juga beberapa job juga mulai menghampiri. Ah, ga banyak, sekali sebulan juga untung *keceplosan lagi πŸ™ŠπŸ˜‚

Hmmm, apalagi ya?

“Achievment” lain yang saya rasakan adalah teman-teman sekolah dan kuliah mengenal saya sekarang sebagai seorang blogger, tepatnya momblogger. Beberapa dari mereka pikir bahwa blogger itu keren😎 punya website itu keren 😎, padahal seandainya mereka tau bikin blog itu yaaaah gampang aja πŸ˜† asal mau belajar, dan nulis itu yaa nulis aja, ga sesusah jadi pembicara di depan umum.

Yah, intinya sekarang sematan status “momblogger” pada saya sekarang mampu mendongkrak sedikit rasa PD saya saat masyarakat masih menganggap sebelah mata seorang IRT.

***

Oke, reader….  Itu tadi hal-hal yang saya rasakan setelah terjun ke dunia blogging. AlhamduliLlaah, inti dari tulisan ini saya merasa hidup saya ada perubahan ke arah lebih baik dengan nge-blog.

Semoga ke depannya bisa menjadi blogger lebih baik lagi, blognya jadi lebih banyak manfaatnya bagi banyak orang. Aamiin aamiin ya Mujiibassailin.

***

Special thanks to buat loyal reader saya yang setia membaca tiap kali ada tulisan terbit. Padahal mah blog aku apa atuh ya, cuman reremahan di antara milyaran logaritma di search engine. Untuk sesama newbie di dunia blogging, hayuk tetap semangat nulis karena setiap tulisan sudah ditakdirkan ada pembacanya 😊.

Selamat Hari Blogger Nasional, teman-teman

0 thoughts on “#FBBKolaborasi 5 Hal yang Berubah Setelah Menjadi Blogger”

  1. Yang aku rasain setelah jadi blogger tuh banyak banget email dan DM ig masuk gak cuma dari temen tapi dari orang diluar sana yg baca tulisanku dan sharing. Itu menyenangkan sekali hehe

    salam,
    Simatakodok.blogspot.com

    Reply
  2. Saya sudah merasakan aura racun printilan meja rias itu sejak pertama kali ikut share link nya FBB, wkwkwk.

    Kalau di komunitas blogger buku saya sudah lebih dari sekedar keracunan, haha. Sejak menjadi blogger buku dan bergabung di komunitas, status saya berubah menjadi seorang penimbun. Begitu banyak buku yang dibeli, dibacanya kapan-kapan deh XD

    Reply
  3. Yg pastinya sejak punya blog, aku punya banyaaaaak kenalan di mana2 :). Sdg traveling di kota A, ketemua ama blogger org sana. Sedang jalan ke kota B, ada lg blogger kenalan yg lain. Dan itu bikin happy sih, ketemu ama org yg sblmnya hanya kenal dr blog πŸ™‚ .

    Reply

Leave a Comment