Pengalaman Memakai KB IUD Selama 2.5 Tahun

Pengalaman Memakai KB IUD – Februari 2017 adalah kali pertamanya aku memberanikan diri untuk pasang IUD. Di antara cerita mengerikan soal IUD, aku masih bisa menguatkan diri karena ga ada pilihan lain selain KB tersebut. 

Mau suntik dan implan kata suami BIG NO. Mau pil akunya ga cocok. Mau metode kalender tapi periodeku ga teratur. Mau ga KB? 

GA MUNGKIN KALI 

*monmaap capslock jebol

(Bukan maksud menolak rezeki tapi karena merasa ada yang harus diperbaiki jadi kami harus memberi jeda agak panjang kali ini).

Lalu, tiba-tiba akupun teringat zaman kuliah ketika ditanya teman masa kecil yang habis lahiran.

Fika, kamu mau anak berapa nanti?

Aku waktu itu dengan mantap menjawab 11. Temanku pun langsung ternganga, speechless

(((SEBELAS))) 

*Monmaap, ngomongnya waktu itu ga pake mikir dulu 🙁

Sekarang aku sudah merasakan jadi ibu, rasanya pengen sekali menoyor kepala sendiri. HAHAHAHA. Dua aja udah sakit pinggang apalagi sebelas. 

Ok, balik lagi. Jadi, akhirnya pilihan terakhir KB jatuh kepada ai yu di. 

IUD

Iki Copot Dadi

Eh, salah! IUD, IntraUrterine Device, begitu kepanjangannya yang benar.

Ya kan cerita-cerita seram itu aku baca dari cerita orang. Nyatanya lingkungan terdekatku pakai IUD bae-bae aja koq. 

Begitu aku menghibur diri.

Pengalaman Memakai KB IUD Selama 2.5 Tahun

Yang Dirasakan Selama 2,5 Tahun Pakai IUD

Beragam cerita pengalaman dari lingkungan terdekatku tentang IUD. Dari mama mertua, tetangga, sampai teman kuliah kondisi mereka ketika pakai IUD sama sekali ga ada masalah apapun. Saking nyamannya dan ga ada keluhan bahkan sampai merasa tidak perlu kontrol ke dokter.

Tapi, sayangnya berbeda dengan aku.

Setahun pertama aku jadi lebih sering keputihan dan flek. Kata dokter wajar karena mungkin IUD nya bergesekan dengan dinding rahim. Tapi ga ada rasa sakit. Cuma tetap aja ganggu banget. Keseharianku sebelum pakai IUD jauh dari keputihan apalagi flek.

Lumayan stress sih. Dari stress itu mungkin juga jadi flek. Liat flek jadinya stres. Karena stres ngaruh jadi flek. Gkgkgkg, muter-muter aja di situ.

Tahun kedua, alhamdulillah sudah mulai nyaman, nyaman banget malah. Ga ada keputihan dan flek kecuali aku kelelahan. Kalau kelelahan jangankan flek sih, haid aja bisa 2x dalam sebulan. Biasanya kalo habis berkebun, main tanah, dan ngayun cangkul, pinggang auto boyok (Padahal cuma punya seuprit tanah di belakang).

Dan sekarang masuk tahun ketiga, tapi belum genap, masih jalan setengah tahun. Artinya Februari tahun depan harus dilepas karena masa IUD ku cuma 3 tahun, ga boleh kelewatan nanti expired. Kalau expired bahaya, bisa kemana-mana IUD nya. Padahal aku pengennya 5 tahun sih, tapi ga masalah, bisa dipasang yang baru lagi *EH

Ohya, di pertengahan tahun ketiga ini tidak senyaman tahun kedua, jadi mulai lagi muncul flek dan keputihan. Tapi ga terlalu sering. 

Apakah IUD mengganggu hubungan suami istri?

Alhamdulillah ga ada gangguan apa-apa, hihihi. Mungkin karena rahimku cukup tinggi, jadi benangnya ga sampai ke luar dan ga ganggu.

Apa Yang Harus Diperhatikan Ketika Ber-IUD?

Semua KB sebenarnya punya poin yang harus diperhatikan. Misal, seperti KB pil harus setiap hari minumnya dan di jam yang sama. Kalau kalian orang pelupa kek aku, mending ga usah aja, karena salah minum pil KB malah bikin jadi subur. Aku jadi ingat iparku ya, telaten sekali dia 6 tahunan minum pil KB dan itu diset pakai alarm tiap hari!

Nah, IUD gimana?

Eh, jangan mentang-mentang dimasukin alat terus auto ga kontrol ya. GA BOLE YA, SISTA.

Emak-emak yang merasa keenakan pakai IUD terkadang jadi less awarness karena merasa ga ada keluhan (seperti implan misalnya, yang bikin badan jadi cepat capek dan pegel-pegel). 

Maksudnya less awarness? 

Tidak kontrol ke dokter spesialis secara berkala.

Wajib Kontrol ke Sp.OG

To be honest, cerita-cerita tentang IUD memang bikin ngilu. Itu juga yang membuatku mau ga mau harus rajin kontrol ke dokter kandungan untuk USG.

Setiap 6 bulan biasanya aku menjadwalkan ke sana. Sejauh ini posisi IUD baik-baik saja, stay di tempatnya. Jadwal per 6 bulanku adalah Agustus dan Februari. Bulan ini harusnya donk? Ah, untung diingatkan lewat tulisan sendiri.

Kontrol ke Sp.OG secara berkala membuat kita bisa meminimalisir kejadian yang tidak diinginkan. Apa saja manfaatnya?

1. Kita bisa memastikan letak IUD tidak kemana-mana, apalagi buat IRT tanpa ART yang udah pasti tiap hari melakukan urusan domestik termasuk angkat-angkat galon, kontrol rutin membuat kita tenang karena posisi IUD tetap aman.

2. Kita bisa diingatkan oleh dokter tentang umur IUD kita. PENTING sekali ini ya. Karena ada kasus ibu-ibu yang harus operasi ketika mau lepas IUD *errrrrrrrr.

Eh, ternyata usut punya usut IUD nya sudah lewat masa tanamnya. 

Jadi katanya IUD itu ada beberapa bagiannya yang berbahan tembaga. Dan tembaga itu jika kelamaan melewati masanya akan berkarat dan yang paling seram adalah tertanam dalam tubuh. 

Hmmmm….. ternyata memang, segala sesuatu yang melebihi batasnya selalu tidak baik.

Pengalaman Memakai KB IUD Selama 2.5 Tahun
Wajib kontrol rutin ya Buibu

Baiqlah, sepertinya sampai di sini ceritaku tentang pengalaman 2,5 tahun ber-IUD. Ada yang menjalaninya mulus lancar, ada yang diselingi gangguan, dan ada juga yang sama sekali ga cocok. Jadi semua orang tidak sama.

Semoga tulisan ini bisa jadi pertimbangan kalian yang galau ya, entah melanjutkan atau mencari alternatif lain. 

Apa ada yang rencana tidak KB? Two thumbs up for you. Semoga kita selalu sehat dan produktif menjalani peran orangtua apapun pilihannya. 

Terimakasih sudah membaca ya. Sampai jumpa di artikel kesehatan lainnya. Semoga bermanfaat.

17 thoughts on “Pengalaman Memakai KB IUD Selama 2.5 Tahun”

  1. Baca ini karena masih galau mau pasang atau enggak. Tapi infonya bermanfaat banget mba buat aku. Aku renungin lagi dulu. Hihihi. Thanks

    Reply
  2. Aq pengen pasang IUD tapi kok takut dan malu duluan ya mbak, apalagi pasangnya di bagian “itu”
    Jadi selama ini aq udah nyoba suntik, implant dan pil aja tapi Alhamdulillah semua nggak ada yang cocok dengan badan aq.. hihihi

    Reply
  3. Seperti itu ya ternyata menggunakan KB, jadinya kembali kepada pilihan aja ya. Daku memang masih belum paham, karena memang belum berkeluarga, hehe.

    Reply
  4. Memang ya, KB apapun yang dipilih wajib dan kudu kontrol. Meski sedang tidak ada keluhan sekalipun. Karena kita kontrol kan untuk memantau posisi, situasi da kondisi alat kontrasepsi di dalam sana kan. Kalo posisinya bagus ya alhamdulillah kalo ada yang melenceng kan jadi bisa diperbaiki

    Reply
  5. Sampai hari ini aku masih pakai KB alami, lantaran takut menggunakan alat kontrasepsi berpengaruh ke tubuh. Tapi baca ini sebenarnya gak apa-apa ya hanya perlu kontrol saja ya

    Reply
  6. Terimakasih banget kak udah memberi informasi yang baik untuk ku tentang alat kontrasepsi ini. Karena jujur sekarang juga udah mikir. Nanti kalau udh lahiram mau dipasang KB apa yaa yang cocok? Hehee.. Dan kayaknya IUD ini bisa jadi pilihan. Hanya perlu sering-sering aka kontrol ke Dr.

    Reply
  7. aku masih takut bangeet kalo pake IUD haha ntah kenapa parno sendiri karena beberapa temen ada sampe opname gituu.. jadi selama ini masih KB alami. bismillah lah, pokoknya kudu disiplin.

    Reply
  8. waaahh…. masukan nih buat aku. sampai detik ini aku belum pasang KB dong. mau pasang iud maju mundur. sekarang masih pakai KB “Mau nambah anak gak” . haha. soalnya belum mau nambah momongan dalam waktu dekat.

    Reply

Leave a Comment